Sementara itu, dia juga memprediksikan bahwa bukannya tidak mungkin akan ada beberapa kegagalan pada era dekade yang mendatang.
Baca juga: Bantu produksi, PSA pindahkan pegawai pabrik Polandia ke Prancis
“Hanya yang paling gesit dengan semangat Darwinian yang akan bertahan,” kata Carlos Tavares di telekonferensi Reuters Automotive Summit, yang dikutip dari Reuters, Selasa.
Dia juga menambahkan bahwa, PSA nantinya tidak akan lagi berinvestasi untuk mesin pembakaran internal karena negara-negara di Eropa dan China mendorong untuk emciptakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Tavares juga mengatakan, PSA sebelumnya juga sudah memiliki tujuan jauh sebelum rencana ini dijalankan untuk menciptakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan di Eropa.
Saat ini, PSA sedang melakukan kerjasama bersama dengan Fiat Chrysler Automobiles NV Italia-Amerika dan Tavares menegaskan kembali bahwa ini berada di jalur yang tepat untuk kuartal pertama tahun 2021.
“Sejauh ini baik-baik saja,” katanya seraya menambahkan sudah banyak kerja keras dilakukan untuk menyatukan kedua perusahaan.
PSA dan FCA akan beroperasi dengan nama Stellantis setelah mereka bergabung, menjadi pembuat mobil terbesar keempat di dunia.
Tavares mengatakan salah satu tugas yang dihadapi grup gabungan tersebut adalah meningkatkan kinerjanya di China, pasar mobil terbesar di dunia, di mana mereka akan memiliki pangsa pasar yang jauh lebih kecil daripada di Eropa dan Amerika Serikat.
“Tidak ada perusahaan mobil global yang tidak mampu menjadi pasar mobil terbesar di dunia,” kata Tavares.
Baca juga: Stellantis, buah merger Fiat Chrysler dan Peugeot
Baca juga: Citroen akan “gempur” pasar mobil listrik mulai 2022
Baca juga: Peugeot rencanakan kembali ke AS pada 2023
Pewarta: KR-CHA
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Credit: Source link