JawaPos.com – Gerakan bioetanol tebu untuk ketahanan energi mulai ditabuh pekan lalu (4/11). Presiden Joko Widodo yang langsung meresmikannya di PT Energi Agro Nusantara (Enero), Desa Gempolkrep, Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Upaya itu diawali dengan kerja sama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dengan PT Pertamina (Persero) untuk memproduksi bahan bakar E5 atau biogasolin.
Nota kerja sama ditandatangani direktur utama masing-masing. Yakni, Dirut Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Mohammad Abdul Ghani dan Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati. Selain Jokowi, penandatanganan itu disaksikan Menteri ESDM Arifin Tasrif, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, dan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.
“Kalau tebu ini berhasil, kemudian B30 sawit itu bisa ditingkatkan lagi, ini akan memperkuat ketahanan energi negara kita Indonesia,” ungkap Jokowi yang juga meninjau penanaman varietas tebu yang baru di Dusun Temugiring, Desa Batankrajan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto.
Jokowi menyampaikan, penanaman tebu dengan varietas baru dalam waktu 26 hari menunjukkan hasil yang baik. Bahkan lebih baik jika dibandingkan di Brasil.
“Biasanya, di Brasil itu hanya nongolnya dua batang. Di sini bisa nongol empat atau lima batang. Ini juga sesuatu yang luar biasa,” jelasnya.
Presiden pun menargetkan dapat menyiapkan 700 ribu hektare lahan tebu agar tercapai swasembada gula dalam lima tahun ke depan. Lahan itu akan tersebar di beberapa daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa.
“Sekarang baru dapat 180 ribu hektare,” katanya.
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menjelaskan, salah satu kerja sama antara Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dan PT Pertamina terkait dengan penyediaan bioetanol. PT Pertamina bakal membeli semua produk etanol berbahan tetes tebu tersebut.
Dengan begitu, impor minyak mentah bisa berkurang. Sebab, bioetanol akan dicampur dengan bensin untuk menghasilkan BBM jenis E5. “Lewat kerja sama ini, Pertamina bisa memproduksi biosolar, sustainable aviation fuel atau avtur untuk industri pesawat terbang, serta produksi HVO (hydrotreated vegetable oil) untuk ketahanan energi nasional,” paparnya.
Credit: Source link