JawaPos.com – Eksportir mengapresiasi upaya Kementerian Perdagangan dan Kadin Indonesia yang telah mengupayakan komitmen dengan berbagai pihak untuk pengadaan kontainer. Upaya ini dinilai membantu menunjang agar kinerja ekspor Indonesia semakin positif tahun ini.
Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono mengapresiasi upaya penuh Kemendag dan Kadin Indonesia dalam mendapatkan komitmen kontainer yang kini sedang mengalami kelangkaan. Strategi ini dinilai sangat bagus, mengingat suasana ekspor yang sedang kondusif.
“Karena penyediaan kontainer sangat diperlukan untuk ekspor dan melanjutkan pertumbuhan besar yang sedang terjadi saat ini,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/10).
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik mencatat ekspor Agustus 2021 berhasil mencetak rekor baru dalam sejarah perdagangan Indonesia. Pasalnya, Indonesia berhasil memecahkan nilai ekspor tertinggi sejak Agustus 2011.
Performa ekspor nasional di Agustus 2021 berhasil meningkat 20,95% (mom), menjadi sebesar USD 21,42 miliar. Peningkatan tersebut didorong penguatan ekspor migas dan nonmigas, masing-masing sebesar 7,48 persen dan 21,75 persen (mom). Secara kumulatif, ekspor Januari-Agustus 2021 mencapai USD 142,01 miliar atau naik 37,77 persen (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi meningkatnya ekspor nonmigas menjadi USD 134,13 miliar atau naik 37,03 persen; serta naiknya ekspor migas menjadi USD 7,87 miliar atau tumbuh 51,78 persen.
Berdasar itu, komitmen pemerintah dan pelaku usaha ini mesti dimaksimalkan saat ini. Apalagi ekspor industri funitur dan mamin yang banyak digeluti produsen dan eksportir UKM. “Jadi, kami di Sekolah Ekspor yang berkonsentrasi mendorong eksportir baru dan kecil, menyambut positif komitmen antara Kemendag dan Kadin Indonesia ini,” jelas Handito.
Pada kesempatan berbeda, Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut, inisiasi Mendag Lutfi dan jajarannya bersama Kadin Indonesia soal kontainer begitu baik. Utamanya, jika dilihat dari momentum menjaga kinerja ekspor yang positif hingga semester pertama 2021.
“Apalagi beberapa pelaku usaha yang kekurangan kontainer ini merupakan industri unggulan, salah satunya makanan dan minuman,” sebut Rendy.
Credit: Source link