JawaPos.com-Bermain dalam project film dan teater tentu sudah sering dilakukan oleh Reza Rahadian. Kendati demikian, aktor berusia 35 tahun tersebut mengaku mengalami kesulitan saat bermain dalam pertunjukan teater ‘Setelah Lewat Djam Malam’.
“Interaksi antar pemain menjadi kesulitan tersendiri buat saya. Tidak perlu disebutkan karena masuk ke dalam teknis,” aku Reza Rahadian dalam jumpa pers di bilangan Cikini Jakarta Pusat, Kamis (24/11).
Pertunjukan ini terinspirasi dari film Lewat Djam Malam karya bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail. Reza Rahadian tegas menyarakan perasaan bangganya bisa terlibat dalam pertunjukan ini. Pasalnya, film yang mendapatkan penghargaan FFI tahun 1955 menjadi film penanda kebangkitan perfilman Indonesia.
“Film ini masuk dalam film penting dunia bukan hanya di Indonesia. Suatu kebanggaan film ini dibuat oleh bapak perfilman nasional,” tuturnya.
Film Lewat Djam Malam yang diproduksi tahun 1954 merupakan film klasik yang ditulis
oleh Asrul Sani dan disutradarai oleh Usmar Ismail. Pada tahun 2012 silam, film ini seperti hidup
kembali setelah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema
Foundation bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian
Jakarta.
Setelah direstorasi selama kurang lebih dua tahun dari 2010 sampai 2012, film ini ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes, dan diedarkan
kembali secara terbatas di beberapa bioskop di Indonesia.
Meski film Lewat Djam Malam menceritakan tantang perjuangan pemuda-pemuda di awal kemerdekaan, pertunjukan teaternya dipastikan Reza Rahadian akan relate dengan situasi dan tantangan yang dihadapi orang-orang zaman sekarang. Hal itu tercermin dalam dialog-dialognya.
“Ada potret tentang percintaannya juga, ada pembicaraan tentang perempuan dalam pertunjukan ini kuat sekali bagaimana perempuan menghadapi dilema,” jelasnya.
Pertunjukan ‘Setelah Lewat Djam Malam’ diperkuat sejumlah pemain. Mereka adalah Reza Rahadian, Dira Sugandi, Kelly Tandiono, Sal Priadi, Lukman Sardi, dan Josh Marcy. Naskah ceritanya ditulis oleh Permata Adinda dan Shohifur Ridho’i.
Pertunjukan ini akan digelar pada 2-3 Desember 2022 mendatang di gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Abdul Rahman
Credit: Source link