“Roadmap kendaraan listrik itu sekalian meliputi berbagai sektor, tidak jalan sendiri-sendiri, agar tercipta yang namanya transportasi cerdas,” kata Agus kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, keberlanjutan ekosistem kendaraan listrik sebagai moda transportasi sangat bergantung pada kebijakan energi. Sinergi antara kendaraan listrik, emisi, dan energi sangat penting untuk dilakukan dalam membuat roadmap yang komprehensif dari hulu ke hilir.
Baca juga: Luhut: roadmap kendaraan listrik diharapkan selesai dua minggu lagi
Oleh karena itu, Agus menyarankan perlunya disusun peta jalan implementasi kendaraan listrik secara jangka panjang. “Kalau kita mau mempercepat penggunaan kendaraan listrik maka perlu dibuatkan roadmap jangka panjang seperti apa.”
Agus menjelaskan, secara umum sistem transportasi idealnya memiliki dukungan sarana dan prasarana yang memadai antara lain simpul transportasi, ruang (jalur jalan), dan pelayanan.
Berbeda dengan kendaraan konvensional, kendaraan listrik membutuhkan tempat pengisian daya (charging stations) di mana saat ini jumlahnya masih sangat kurang.
Sedangkan pada transportasi massal, stasiun pengisian daya mobil listrik perlu dibangun di simpul-simpul transportasi seperti halte atau stasiun.
Selanjutnya, jalur atau jalan yang ada perlu ditingkatkan agar mobilitas kendaraan listrik tidak terkendala.
Kemudian, peningkatan layanan seperti sistem ticketing dan waktu tempuh perjalanan juga perlu diperhatikan.
“Jalur-jalur padat angkutan penumpang itu yang harus didahulukan. Gangguan-gangguannya juga tidak boleh ada sehingga kendaraan listrik menjadi nyaman,” jelas Ketua Majelis Profesi dan Etik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
Baca juga: Pengembangan kendaraan listrik harus diarahkan untuk transportasi umum
Baca juga: Sri Mulyani: Rencana subsidi kendaraan listrik perlu restu DPR
Baca juga: Luhut sebut aturan soal insentif kendaraan listrik terbit Februari
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link