JawaPos.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat kegiatan pengeboran sumur pengembangan semakin masif pada triwulan III-2022. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, kegiatan pengeboran sumur pengembangan hingga triwulan III 2022 mencapai 545 sumur atau sudah sekitar 171 persen dari target.
Capaian tersebut lebih besar dibandingkan capaian 2021 yang tercatat 116 persen. Ia menyebut, nilai itu akan mendorong pencapaian target investasi hulu migas tahun 2022 sebesar 801 pengeboran sumur pengembangan yang awalnya sebanyak 790 sumur.
“Bahkan hingga September 2022 jumlah kegiatan pengeboran sumur pengembangan sudah melampaui capaian tahun 2021 dan akan berkontribusi pada pencapaian target investasi,” kata Dwi Soetjipto dalam konferensi pers triwulan ketiga tahun 2022 di Kantor SKK Migas Jakarta, Senin (17/10).
Dwi menjelaskan, pengeboran sumur pengembangan yang telah melampaui capaian 2021 akan menjadi katalis positif bagi upaya peningkatan produksi minyak dan gas untuk mencapai target 2022.
Selain itu, masifnya pengeboran sumur pengembangan memberikan dampak penambahan produksi, sehingga sangat membantu upaya menjaga produksi dan lifting minyak dan gas tetap optimal.
Terutama, kata Dwi, di tengah berbagai kendala seperti unplanned shutdown, kendala fasilitas di beberapa KKKS yang menyebabkan kehilangan produksi minyak dan gas serta penurunan yang terjadi secara alamiah.
Ia melanjutkan, tingginya aktivitas utama hulu migas akan berdampak positif bagi upaya menjaga entry level produksi minyak dan gas yang lebih optimal memasuki tahun 2023. Sementara itu, hingga triwulan III, produksi minyak mencapai 613 ribu barel minyak perhari (BOPD) sedangkan lifting minyak mencapai 610 BOPD.
Untuk salur gas sebesar 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), dengan total lifting migas mencapai sekitar 1,562 juta barel setara minyak per hari (BOEPD) atau sekitar 89,8 persen dari target 2022.
“Tingginya harga minyak dunia juga berdampak positif bagi negara, hingga triwulan III tahun ini penerimaan negara sudah mencapai USD 13,95 miliar atau sekitar Rp 202 triliun atau sekitar 140 persen dari target APBN 2022 dan sekitar 83 persen dari target APBN Perubahan 2022,” lanjutnya.
Dwi menambahkan, pencapaian ini sebagaimana mandat Presiden Joko Widodo bahwa penerimaan negara dari sektor hulu migas merupakan bentuk nyata kontribusi industri dalam mendukung pembangunan nasional. Terutama di tengah ancaman resesi ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link