JawaPos.com – Akselerasi sektor manufaktur yang menggembirakan sejak awal tahun membawa angin segar bagi perindustrian. Bertahan pada level ekspansif, IHS Markit mencatat purchasing managers index (PMI) manufaktur Indonesia merangkak naik. Terutama selama dua bulan terakhir.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan, sektor-sektor yang menjadi tulang punggung utama pertumbuhan kuartal ini adalah industri kimia, farmasi, dan obat tradisional. Menyusul di belakangnya industri furnitur, logam dasar, karet, barang dari karet dan plastik, mesin dan perlengkapan, serta makanan dan minuman (mamin).
“Bila kita lihat secara year-on-year, industri nonmigas memang masih menunjukkan angka kontraksi 0,71 persen. Tetapi, angka kontraksi tersebut berada di atas pertumbuhan ekonomi yang minus 0,74 persen,” terang Agus beberapa waktu lalu.
Pada Maret lalu, PMI manufaktur Indonesia mencapai level tertingginya sepanjang sejarah. Yakni, pada angka 53,2. Skor itu meningkat lagi pada April menjadi 54,6.
Sejalan dengan kenaikan PMI, utilisasi industri pengolahan nonmigas pada Maret pun tercatat 61,30 persen. Atau, lebih tinggi daripada capaian dua bulan sebelumnya.
Skor PMI itu, menurut Agus, menunjukkan bahwa industri manufaktur mulai menggeliat kembali setelah lesu karena dampak ekonomi pandemi Covid-19. Dia berharap tren positif tersebut berlanjut pada kuartal II tahun ini.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : (agf/dee/c19/hep)
Credit: Source link