JawaPos.com – Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi sekaligus Juru Bicara dari PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Iris Rengganis mengatakan, efikasi vaksin buatan Tiongkok, seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia, WHO.
“Itu artinya masih layak digunakan. Karena WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi apapun yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman,” kata Iris kepada wartawan, (13/4).
Sebab, lanjut Iris, uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan. Contohnya di Brasil sendiri kan 50,4 atau 50,3 persen menggunakan Sinovac.
“Tetap dipakai. Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merk lagi saat ini,” ujarnya.
Karena itu yang terpenting, kata dia, vaksinnya tersedia dan aman. Soal efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi enggak perlu diributkan.
“Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin,” ujarnya.
Lebih lanjut, Iris juga menuturkan, efikasi vaksin tidak memiliki dampak ke kesehatan. “Yang penting enggak berdampak buruk pada kesehatan. Tidak meracuni kita lah, tetap aman,” ungkapnya.
Baca Juga: Sudah Disetujui 30 Negara, Sinovac Produksi 2 Miliar Vaksin Covid-19
Apalagi efikasi vaksin Covid-19 tidak bisa dibandingkan. Karena efikasi tiap negara kan berbeda. “Kita lihat saja sambil waktu berjalan nanti efektivitas vaksin yang akan kita lihat nantinya,” tuturnya.
Sementara itu, terkait rencana mendatangkan vaksin Moderna dan Pfizer dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan di tanah air. Sebab, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia ditargetkan menerima vaksinasi Covid-19.
“Jadi, membutuhkan vaksin lebih banyak, kita menginginkan dari negara lain, untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai,” pungkas Iris.
Credit: Source link