Sikapi Pembantaian Las Vegas, Trump Dianggap Diskriminasi

by

in
Sikapi Pembantaian Las Vegas, Trump Dianggap Diskriminasi

Serangan pada Minggu adalah pembantaian massal yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak 1949 (Foto: David Becker / Getty Images)

Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tuai kritikan di media sosial atas pembantaian massal yang paling mematikan dalam sejarah modern negara tersebut.

Sedikitnya 59 orang tewas dan lebih dari 525 lainnya cedera setelah seorang pria bersenjata menembaki kerumunan penonton konser di Las Vegas, Nevada, Minggu (1/10) waktu setempat.

Dalam pidatonya pada Senin (2/10), Trump mengungkapkan ucapan duka cita yang paling hangat dengan menyebut serangan tersebut sebagai tindakan kejahatan murni tanpa terindikasi oleh teroris internasional.

Ia juga memuji penegak hukum setempat atas tanggapan cepat mereka terhadap penembakan tersebut. Reaksi pertama Trump datang beberapa jam setelah serangan berlangsung, melalui Twitternya ia mengatakan serangan itu adalah tragedi mengerikan.

Para netizen geram di media sosial karena reaksi Trump di Twitter, dan pidatonya terlalu sedikit dan terlambat. “Donald Trump menanggapi serangan Jembatan London dalam 2 jam, ledakan Parsons Green dalam 3. Sekarang 5+ jam sejak serangan di Las Vegas dan ia masih diam,” kicau pemilik akun @lizziedearden

“Trump yang selalu aktif di Twitter belum tweet di #LasVegas. Tidur? Tidak ada tweet dari @DHSgov atau @WhiteHouse,” tulis pemilik akun @hachik012 

Beberapa pengguna media sosial juga mengecam Trump karena tidak menyebut penembak Las Vegas sebagai teroris. “Sebuah perbandingan yang agak aneh dari tanggapan Presiden Trump terhadap serangan teror tergantung pada apakah pelaku atau korbannya adalah Muslim #disappointing” tulis pemilik akun @miqdaad

“Sulit untuk mendengarkan pernyataan Trump ini dan tidak heran betapa berbedanya jika si penembak diketahui beragama Islam,” kicau pemilik akun @zackbeauchamp

Pelaku bernama Stephen Paddock itu ditemukan tewas di sebuah kamar di lantai 32 hotel Mandalay Bay, dari tempat ia diyakini telah melakukan serangan tersebut. Pihak keamanan juga berhasil mengaman 10 senjata di kamar dan amnuisi lainnya.

Untuk dikehtaui sejauh ini pada 2017, kelompok pengawas Gun Violence Archive mendokumentasikan 273 penembakan massal di negara yang berjuluk Paman Sam itu, demikian Al jazeera, Rabu (3/10)

TAGS : Las Vegas Stephen Paddock Donald Trump

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/22689/Sikapi-Pembantaian-Las-Vegas-Trump-Dianggap-Diskriminasi/