Singapura “Lockdown,” Gelembung Perjalanan dengan Hong Kong Terancam Gagal Lagi

Bus siaga untuk mengangkut pekerja migran ke fasilitas karantina pemerintah setelah pekerja dinyatakan positif mengidap penyakit virus corona (COVID-19) di asrama Westlite Woodlands, Singapura, Kamis (22/4/2021). (BP/Antara)

SINGAPURA, BALIPOST.com – Singapura mengumumkan akan melakukan “lockdown” parsial yang melarang makan di tempat dan memotong jumlah orang yang diizinkan berada dalam kelompok menjadi dua orang. Keputusan yang diumumkan Jumat (14/5), diambil Singapura seiring adanya lonjakan kasus COVID-19 di negara itu.

Setelah “lockdown” parsial dan pengujian ketat serta pelacakan kontak, Covid-19 hampir menghilang di negara kota itu. Bahkan, dikutip dari AFP, pihak berwenang melaporkan hampir tidak ada penularan lokal dalam beberapa bulan terakhir.

Tetapi selama beberapa minggu terakhir kasus telah meningkat. Pejabat mengumumkan beberapa kluster baru,  termasuk satu di bandara yang terdiri dari 46 kasus, sebagian besar di antara orang-orang yang bekerja di sana.

Pemberlakuan lokcdown akan berlangsung mulai 16 Mei hingga 13 Juni. Mulai hari Minggu (16/5), ukuran kelompok di tempat umum atau ketika mengunjungi rumah akan dibatasi untuk dua orang. Turun dari yang saat ini diperbolehkan, sebanyak lima orang.

Makan di restoran akan dilarang, dan semua karyawan yang bisa bekerja dari rumah harus melakukannya, kata pejabat dalam konferensi pers.

Langkah-langkah tersebut, yang akan diberlakukan hingga 13 Juni, serupa dengan yang diberlakukan selama penguncian sebagian tahun lalu. Saat itu ekonomi mengalami resesi terburuk yang pernah terjadi.

Peningkatan transmisi lokal kemungkinan akan menghilangkan gelembung perjalanan bebas karantina antara Singapura dan Hong Kong. Perjanjian ini akan dimulai pada 26 Mei setelah upaya sebelumnya di November tahun lalu juga gagal diberlakukan.

Mengingat meningkatnya kasus, “sangat mungkin bahwa Singapura tidak akan dapat memenuhi kriteria dimulainya kembali,” kata Menteri Transportasi Ong Ye Kung, menambahkan keputusan akan dibuat minggu depan.

Singapura telah mengurangi ukuran grup dan menutup gym minggu lalu dalam upaya menghentikan lonjakan infeksi.

Pada hari Kamis (13/5), pihak berwenang melarang non-penumpang memasuki terminal bandara dan menutup mal yang berdekatan karena sekitar 9.000 pekerja menjalani pengujian. Negara itu harus melawan wabah virus korona yang serius tahun lalu ketika penyakit itu melonjak melalui asrama yang penuh sesak yang menampung pekerja asing bergaji rendah, menginfeksi puluhan ribu orang.

Tetapi menurut standar global, wabahnya ringan. Di kota berpenduduk 5,7 juta itu, hanya sekitar 61.000 kasus dilaporkan sejauh ini dengan 31 kematian. (Diah Dewi/balipost)

Credit: Source link