JawaPos.com – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan tahun depan Indonesia masih mengalami defisit anggaran lantaran penerimaan negara masih lebih kecil dibandingkan pengeluaran. Hal itu seiring dengan masih penyesuaian penanganan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut, defisit anggaran bisa mencapai 5,5 persen dari produksi domestik bruto (PDB). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan defisit tahun ini yang diperkirakan tembus 6,3 persen, maupun target dalam APBN 2021 yang sebesar 5,7 persen.
“Indonesia sama dengan semua negara dalam melakukan counter-cyclical dari kebijakan fiskal, defisit APBN meningkat. Sekarang diprakirakan 6,3 persen dan tahun depan 5,5 persen,” ujarnya dalam acara diskusi virtual, Selasa (10/11).
Sri Mulyani juga menyebut, perkiraan angka defisit tersebut masih lebih baik dibandingkan negara lainnya. Sebab ada negara yang defisitnya lebih dari 10 persen.
Angka defisit ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 yang saat ini sudah menjadi UU Nomor 2 tahun 2020. Sebagai informasi, dalam APBN 2021, pemerintah telah menetapkan defisit sebesar 5,7 persen atau Rp 1.006,4 triliun.
Defisit ini lebih lebar 0,2 persen dari sebelumnya 5,5 persen. Kemudian penerimaan negara turun Rp 32,7 triliun menjadi Rp 1.743,6 triliun dari sebelumnya Rp 1.776,4 triliun.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link