JawaPos.com – Perlu sinergi para stakeholder untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia. Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menetapkan lima strategi pokok mendorong perekonomian nasional. Sedangkan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan three lines of defense untuk memperkuat industri keuangan non bank (IKNB).
Ketua Umum ISEI Perry Warjiyo menyampaikan, perumusan strategi tersebut sejalan dengan arahan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk menjaga suplai dan rantai pokok kebutuhan pokok, formulasi kebijakan fiskal dan moneter yang efektif, serta digitalisasi. Ketersediaan bahan pokok, khususnya pangan sangat penting dan harus dipastikan. Sehingga tidak memunculkan gangguan pasokan.
Selain itu, perumusan kebijakan fiskal dan moneter perlu dilakukan secara hati-hati untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan keuangan. “Dalam hal ini, kebijakan fiskal dan moneter mesti berpijak ke kepentingan nasional dan memperhatikan kepentingan masyarakat,” kata Perry usai sidang pleno ISEI XXII, kemarin (24/8).
Perry menekankan, perlunya sinergi untuk memperkuat inovasi dan digitalisasi dalam rangka mewujudkan inklusivitas. Harus menjangkau seluruh rakyat.
Sehingga mampu mendorong pemerataan dan keadilan ekonomi. Jangan malah menjadi sumber baru terjadinya ketimpangan ekonomi.
Lima strategi pokok ISEI meliputi, penguatan sinergi untuk menjaga stabilitas harga melalui kerja sama antar daerah, penguatan sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ketahanan pangan, hilirisasi sumber daya alam dan pariwisata, dan penguatan inklusi ekonomi serta keuangan melalui pemberdayaan perempuan dalam pengembangan UMKM. Kemudian, akselerasi digitalisasi pembayaran dan proses bisnis pelaku usaha di daerah termasuk pengembangan start up lokal yang berbasis teknologi.
“Terakhir, penguatan kebijakan ekonomi dan keuangan hijau,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK, Ogi Prastomiyono mengatakan, dalam mewujudkan IKNB yang profesional membutuhkan kolaborasi dari internal pelaku usaha, lembaga profesi penunjang dan asosiasi industri, serta OJK selaku regulator sektor jasa keuangan. Sinergi tersebut diharapkan dapat membentuk 3 lines of defense agar IKNB dapat tumbuh berkualitas dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Lapis pertama yakni penguatan internal perusahaan dalam penerapan tata kelola dan manajemen risiko yang efektif. Hal tersebut merupakan salah satu pilar utama sebagai fondasi untuk keberlangsungan usaha perusahaan secara jangka panjang.
“Itu dibutuhkan agar perusahaan agile dengan bersikap proaktif dalam mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi yang berpotensi mengganggu going concern perusahaan,” terang Ogi.
Lalu, dukungan lembaga profesi penunjang dan asosiasi industri diharapkan ikut serta melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perilaku usaha para anggotanya. Terutama yang terkait dengan aspek perlindungan konsumen. Selain itu, dapat meningkatkan literasi keuangan masyarakat melalui berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi.
Terkait peran OJK sebagai regulator yaitu melakukan pengaturan, perizinan, dan pengawasan lebih efektif. “Kami terus meningkatkan efektivitas pengawasan antara lain dengan mengoptimalkan dukungan teknologi informasi. Sekaligus mendorong peningkatan kapasitas SDM pengawas,” pungkasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Agas Putra Hartanto
Credit: Source link