indopos.co.id – Saat ini, menjadi musisi tidak hanya dituntut kreatif dalam berkarya. Melainkan harus beradaptasi dengan teknologi digital. Itu penting untuk menunjang promosi dan keberlangsungan industri hiburan di masa depan.
Platform digital menjadi cara efektif memamerkan karya musik para insan kreatif Indonesia di tengah Pandemi COVID-19. Kreativitas dan inovasi para musisi lokal harus dibarengi kelenturan pola pikir dalam menyongsong teknologi terbaru. ”Ini momentum musisi untuk berkreasi dan promosi karya lewat cara fun dan tepat sasaran,” tutur Pengamat musik Adib Hidayat, di Jakarta, Kamis (17/9).
Adib memberi contoh lagu “Lathi” oleh Weird Genius. Lagu itu, digandrungi berkat platform digital. Lalu, lagu “Bagaikan Langit” milik Band Potret kembali mencuat kendati sudah dirilis 21 tahun lalu. ”Interaksi yang muncul antara lagu dengan publik, walau secara online, dapat menumbuhkan rasa keterikatan dengan lagu tersebut, yang akhirnya membuat musik mudah diingat dan terkenal,” imbuh Adib.
Adib menyebut musisi juga harus mengenal dan membaur dengan karakteristik pengguna platform digital. Mengerti karakteristik audiens, musisi bisa memutuskan mau membuat konten seperti apa untuk menggapai penonton sekaligus memasarkan karya. ”Misalnya, Marion Jola aktif menyapa fans. Lalu Indra Aziz membuat konten edukasi musik, hingga Inul Daratista. Itu akhirnya bisa sampai lintas platform ke media sosial lain,” beber Adib.
Platform digital salah satu jembatan untuk memperkenalkan karya. Itu mengingat tidak ada batasan waktu lagu dari zaman mana pun untuk populer lagi. Nah, perkembangan tekonologi sangat membantu industri kreatif di tengah Pandemi COVID-19. Terlebih, pelaku musik tidak bisa tampil dan menghibur seperti sebelumnya. ”Harapannya musisi yang sudah tidak muda lagi bisa aktif menyapa fans dan menjaring fans baru karena tiap platform punya karakteristik fans lain,” saran Adib.
Tidak kalah penting bilang Adib, bagi musisi adalah konsisten untuk dekat dengan para penggemar melalui konten dan karya. Adib berharap, dengan konsistensi itu, karya musisi bisa viral hingga ke media sosial lain. Dengan begitu, akhirnya akan berpengaruh ke streaming atau penjualan album. ”Musisi harus konsisten. Kalau tidak continue menghasilkan konten unik, tentu alogaritma juga tidak menampilkan konten ke pengguna,” kata Adib. (ash)
Credit: Source link