Viru corona atau COVID-19 (Foto: Shutterstock)
New York, Jurnas.com – Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa 20 persen hasil tes reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk virus corona baru (Covid-19), ternyata palsu.
Padahal seperti diketahui, tes PCR hingga hari ini digunakan untuk menguji orang-orang yang berpeluang tinggi terinfeksi Covid-19.
Namun dalam penelitian yang diterbitkan Annals of Internal Medicine tersebut menunjukkan bahwa tes PCS menghasilkan negatif dan positif palsu, jika tes diberikan pada hari-hari awal infeksi.
Biasanya tidak sampai hari kelima, gejala Covid-19 akan mulai muncul. Pada hari pertama infeksi, tes ini sama sekali tidak efektif dalam menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Dan pada hari keempat, tes menghasilkan negatif palsu sebesar 67 persen.
Setelah gejala mulai muncul pada hari kelima, tes masih memberikan negatif palsu sebesar 38 persen. Pada hari ke delapan, jumlah negatif palsu turun menjadi 20 persen, sebelum naik lagi menjadi 21 persen pada hari ke sembilan, dan 66 persen pada hari ke-21.
“Tingkat false-negative diminimalkan delapan hari setelah paparan, yaitu rata-rata tiga hari setelah timbulnya gejala. Dengan demikian, ini mungkin waktu yang optimal untuk menguji apakah tujuannya adalah untuk meminimalkan hasil negatif palsu,” tulis para peneliti dalam penelitian ini dikutip dari Al-Arabiya pada Jumat (12/6).
Para peneliti juga memperingatkan bahwa hasilnya memiliki kelemahan tersendiri. Peningkatan negatif palsu yang dimulai pada hari ke-9 mungkin semata-mata merupakan hasil dari pembersihan infeksi, alih-alih mencatat bahwa orang yang terinfeksi tidak memiliki virus.
“Jika tujuannya adalah untuk membersihkan pasien dari isolasi, hasil negatif ini mungkin benar, walaupun diperlukan lebih banyak data mengingat penelitian yang menunjukkan replikasi virus di situs lain,” kata para peneliti.
“Namun, jika tujuan tes ini adalah untuk mengevaluasi apakah tindak lanjut tambahan diperlukan atau apakah pasien harus diperlakukan sebagai SARS-CoV-2 positif untuk tujuan pelacakan kontak, tes mungkin tidak memberikan informasi yang diinginkan dan kehati-hatian harus digunakan dalam pengambilan keputusan,” imbuh mereka.
Para peneliti menyerukan petugas kesehatan untuk mempertimbangkan menunggu satu hingga tiga hari setelah gejala, untuk mulai menguji virus guna meminimalisasi kemungkinan hasil negatif palsu.
TAGS : Penelitian Covid-19 Tes PCR Negatif Palsu
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/73650/Studi-Hati-hati-Tes-PCR-Juga-Tidak-Akurat-Deteksi-Covid-19/