Anggota tim forensik di sebuah pemakaman di mana kuburan massal wajib militer yang terbunuh pada tahun 1998 ditemukan, di lingkungan Sahafa, selatan ibukota Sudan, Khartoum. (Foto: Twitter)
Kairo, Jurnas.com – Pihak berwenang Sudan menemukan kuburan massal yang diyakini berisi mayat 28 perwira militer yang ditembak dalam upaya kudeta yang digagalkan terhadap mantan Presiden Omar Bashir pada 1990.
Itu adalah kuburan massal era Bashir kedua yang ditemukan dalam beberapa bulan. Pemerintahan represif Bashir runtuh tahun lalu, ketika militer menggulingkannya setelah selam berbulan-bulan demonstrasi berlangsung.
Pemerintah transisi, yang secara bersama-sama dipimpin warga sipil dan jenderal militer, sedang menavigasi jalan menuju pemilihan demokratis dan berusaha meminta pertanggungjawaban Bashir atas kejahatan yang dilakukan selama 30 tahun memerintah Sudan dengan tangan besi.
“Bukti menunjukkan bahwa kuburan massal kemungkinan besar berada di tempat jenazah para perwira yang terbunuh dan dimakamkan dengan kejam,” kata jaksa penuntut umum Kamis (23/7) malam.
“Sebuah tim yang terdiri dari 23 ahli memerlukan waktu tiga minggu untuk mengidentifikasi dan mengungkap situs tersebut, yang masih dijaga ketat,” tambahnya.
Dilansir dari Arab News, ke-28 perwira yang berusaha menggulingkan Bashir itu ditangkap dan dieksekusipada musim semi 1990.
Bashir adalah seorang jenderal yang tidak banyak dikenal ketika berkuasa dalam kudeta Islam yang didukung militer tahun sebelumnya, menggulingkan pemerintah yang terpilih secara demokratis.
Bashir yang sudah dipenjara karena korupsi dan menghadapi beberapa persidangan lainnya, muncul di pengadilan awal pekan ini atas tuduhan merencanakan kudeta tak berdarah 1989 yang membawanya ke kekuasaan.
Pengadilan itu dipandang sebagai upaya langka dalam perhitungan historis di Sudan, yang lama diguncang oleh kudeta militer, politik partai yang kacau dan perselisihan sipil.
Dalam dekade-dekade berikutnya, pemerintah menjadi tuan rumah Osama bin Laden, di antara militan lainnya, menggulung kembali kebebasan pribadi, mengawasi kampanye kontra-pemberontakan berdarah di wilayah Darfur barat dan secara brutal meredam protes.
Penemuan dua kuburan massal, yang ditemukan sebelumnya adalah mayat-mayat wajib militer mahasiswa ditembak atau dipukuli sampai mati setelah mencoba melarikan diri dari kamp militer, adalah pengingat skala dugaan pelanggaran hak asasi manusia selama pemerintahan Bashir.
“Kejahatan seperti itu tidak akan berlalu tanpa pengadilan yang adil,” kata jaksa penuntut umum, berbicara kepada keluarga korban.
Upaya otoritas transisi untuk membongkar warisan Bashir dan memanggil mantan pejabat untuk mempertanggungjawabkan menghadapi banyak kendala, dengan militer mempertahankan kendali atas portofolio-portofolio utama.
Bashir juga dijadikan buronan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan pada tahun 2009 dan 2010 atas tuduhan genoside, kejahatan perang dan kejahatan terahadap kemanusiaan di wilayah Darfur, Sudan.
Otoritas transisi Sudan mengumumkan awal tahun ini bahwa mereka telah setuju untuk mengirim Bashir ke ICC di Den Haag. (Arab News)
TAGS : Presiden Omar Bashir Kuburan Massal Sudah Kejahatan Perang
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin