Tanggung Jawab Industri Fashion Pada Lingkungan Lewat ‘Living Beauty’

Tanggung Jawab Industri Fashion Pada Lingkungan Lewat ‘Living Beauty’

JawaPos.com – Industri fashion dan lingkungan berkaitan erat satu sama lain. Kesadaran akan keberlanjutan alam di dunia ini sudah menjadi kepedulian banyak pihak secara global. Maka dari itu dunia fashion saat ini makin gencar mengusung konsep Sustainable Fashion atau fashion berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.

Dengan mengambil konsep semangat ‘Living Beauty’ merupakan program upcycle untuk melakukan pengurangan sampah produksi, dan membuat sampah produksi memiliki wujud dan fungsi baru. Satu inisiatif untuk menjaga keindahan bumi.

Para pemerhati seperti Sandei, Coulisse INK, dan YWCAN kemudian berkolaborasi dalam kegiatan ‘Living Beauty’ mulai akhir 2020 hingga awal 2021 ,yang tidak hanya membangun wacana dan kepedulian akan alam, tetapi juga melibat desainer untuk memberikan fungsi baru pada material sisa. Program ini mengawali inisiasinya dengan mengirimkan Upcycle Home Kits kepada 24 desainer yang berisi kain sisa dari Sandei dan Coulisse.

Kesadaran ini menjadi dorongan kuat untuk melakukan aksi nyata ketika YWCAN, yayasan sosial yang memiliki misi menjaga kebudayaan berbagai suku tradisional di Indonesia. Yakni berinteraksi dengan Suku Dayak di Sungai Utik, Kalimantan. Budaya dan juga kepercayaan mereka tentang bagaimana hidup selaras dengan alam menginspirasi Sandei untuk melakukan sesuatu yang nyata.

“Bagaimana masyarakat tradisional Dayak di Sungai Utik hidup dengan menghargai alam membuat kami tersadar. Sudah waktunya bahan-bahan sisa yang menjadi sampah dan tidak bisa terurai secara organik perlu mendapatkan pengolahan untuk bisa memiliki fungsi kembali,” tutur Sandei dan YWCAN Brunoto Arifin dalam webinar Fostering the Potential to Create a Planet that Provides a Home for Ali Life, Rabu (9/12).

Pemikiran yang erat berhubungan dengan ‘keberlanjutan’ ini juga ternyata sejalan dengan PT Imaji Nata Kirana (INK), sister company dari Sandei yang membawa merek Coulisse dari
Belanda. Kampanye dengan dasar pemikiran yang ramah lingkungan sudah lama menjadi kepedulian Coulisse dan terlihat pada produk-produk kain blinds yang ‘eco’ dari botol PET. Coulisse bahkan telah lebih dahulu memiliki program CSR dan berkolaborasi dengan Trashpacker yang berkeliling dunia dan membersihkan sampah di tempat yang mereka kunjungi.

“Kesadaran kami untuk mulai melakukan langkah nyata menjaga keindahan bumi dan alam teryata juga sejalan dengan kegiatan yang sudah dilakukan Coulisse di Belanda, bahkan beberapa produk mereka sudah ada yang ramah lingkungan,” jelas Direktur PT Sandimas Intimitra dan INK Jenfilia Suwandrei
Arifin.

Untuk langkah nyata demi melestarikan bumi, Sandei dan Coulisse INK saling mendukung dalam misi ‘keberlanjutan’ ini dengan mulai mengurangi sampah dalam proses produksi. Mulai
2020 ini Sandei mengurangi sisa kain dan mencetuskan ‘Upcycle Program’ bekerja sama dengan beberapa desainer dari berbagai bidang.

Lingkungan dan industri fashion memang memiliki keterkaitan yang begitu erat. Bahkan, pendiri dan Direktur kreatif Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto, miris saat mengetahui sampah fashion menjadi salah satu penyumbang polusi terbesar di bumi.

Baginya sudah saatnya pelaku industri fashion di tanah air dan konsumen memahami dan menerapkan praktek keseharian yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan. Hal itu terlihat dari koleksi Sejauh Mata Memandang yang selalu ramah lingkungan.

“Termasuk dalam memilih bahan dan berpakaian sehari- hari, supaya kita tidak menambah sampah dan mengotori bumi tempat kita tinggal,” kata Chitra.

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles