Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy memantau teaching factory di salah satu SMK di Kudus, Jawa Tengah
Kudus – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap semakin banyak SMK yang memanfaatkan teaching factory, guna melatih siswa bekerja selayaknya profesional dengan produksi barang/jasa yang sesuai standar DU/DI.
Menurutnya, teaching factory nantinya akan menghasilkan produk atau jasa yang sesuai standar industri. Kemudian bisa dijual dan menjadi bagian dari pemasukan sekolah.
“Setidaknya, anak-anak belajar memproduksi sesuai standar dan mengelola sebuah unit produksi,” kata Mendikbud dalam pembukaan bimbingan teknis Bantuan Teaching factory yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMK, di Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/6).
Program Revitalisasi SMK yang dimulai tahun 2017 menyasar 219 sekolah di seluruh Indonesia. Sebanyak 114 SMK telah mendapatkan bantuan pengembangan teaching factory di tahun 2017, sedangkan sisanya sebanyak 105 SMK direalisasikan pada tahun 2018.
“Tahun 2018 Kemendikbud akan menambah lagi sebanyak 350 sekolah untuk direvitalisasi, sehingga totalnya nanti ada sekitar 569 sekolah,” jelas Direktur Pembinaan SMK, M. Bakrun.
Program bantuan teaching factory tidak terbatas untuk SMK negeri saja, melainkan juga untuk SMK swasta. Syarat terpenting adalah SMK calon penerima bantuan tersebut sudah memiliki potensi teaching factory.
“Misalnya, SMK itu sudah punya laboratorium atau bengkel, tapi masih belum layak, maka bantuan bisa digunakan untuk memperbaiki agar sesuai standar industri,” jelas Direktur Pembinaan SMK.
Teaching factory merupakan program yang menjembatani antara sekolah dengan dunia industri atau usaha yang memiliki kesamaan bidang keterampilan. Sehingga program tersebut dinilai bakal mendidik siswa SMK agar mampu memproduksi barang ataupun jasa layaknya perusahaan.
Direktur Pembinaan SMK mengungkapkan bahwa teaching factory berperan sangat penting bagi pendidikan karakter siswa SMK. Pembelajaran di teaching factory dimaksudkan untuk melatih siswa tidak hanya terampil dan kompeten, tetapi juga memiliki sikap mental dan karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pembelajaran melalui teaching factory, diyakini mampu menumbuhkembangkan etos kerja serta karakter disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama, dan kepemimpinan dari peserta didik; yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri.
Pembelajaran kejuruan melalui teaching factory juga dianggap mampu meningkatkan kualitas hasil pembelajaran, dari sekadar membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training).
“Banyak industri yang hanya ingin mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhannya, tapi tidak mau investasi. Jadi, program teaching factory ini bisa menjadi jembatan untuk link and match antara sekolah dengan dunia industri,” ujar M.Bakrun.
TAGS : Pendidikan SMK Kemdikbud Muhadjir Effendy
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/36892/Teaching-Factory-Latih-Siswa-SMK-Jadi-Pengusaha-Profesional/