Ketum PPP Romahurmuziy
Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengimbau agar aparat kepolisian khususnya Densus 88 tidak menembak mati terorisme. Namun, mengedepankan pendekatan secara persuasif dalam mengatasi radikalisme.
Ketua Umum PPP Romahurmuzy mengatakan, korban yang selama ini ditembak oleh densus 88 justru melahirkan keinginan berkorban lebih banyak. Untuk itu, ia mengimbau agar Densus 88 tidak sampai mengilangkan nyawa saat memburu terorisme.
Karena itu saya berkali kali melalui Fraksi PPP maupun ketika masih di komisi III kenapa yang diburu oleh Densus 88 diakhiri dengan penembakan atau tembak mati,” kata Romi, melalui pesan singkatnya, Jakarta, Minggu (20/8).
Sebab, kata Romi, dengan cara menembak mati hanya menumbuh suburkan teroris-terorisme baru. Menurutnya, alangkah baiknya melakukan pendekatan secara persuasif dengan melibatkan elemen masyarakat dan Ormas Islam.
“Kita libatkan semua ormas-ormas Islam, pondok Pesantren, yang selama ini mengajarkan kecintaan terhadap nasionalisme,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Romi, pemerintah dapat memakai lembaga pemasyarakatan yang selama ini di huni oleh terpidana teroris untuk melakukan deradikalisasi dalam bentuk diskusi dan seminar.
“Dapat dilakukan dalam bentuk mentoring yang dilakukan secara kontinyu, karena isme itu kontra narasinya tidak bisa diberangus secara singkat,” terangnya.
TAGS : Terorisme Radikalisme PPP Romahurmuziy Densus 88
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/20441/Tembak-Mati-Terorisme-bukan-Solusi-Atasi-Radikalisme/