SURABAYA, KRJOGJA.com – Ida Rosita (41 tahun), perempuan asal Surabaya memutuskan untuk terjun ke industri ecoprint berawal dari keikutsertaan kampung tempatnya tinggal di Jambangan, Surabaya dalam lomba Surabaya Smart City (SSC) yang diluncurkan Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2019. Dimana salah satu tujuan lomba tersebut untuk memberdayakan masyarakat, mengajak wanita-wanita di kampung berkegiatan agar mendapat penghasilan tambahan.
Selama merintis usaha, Ida mengungkapkan kerap mengalami kesulitan di bidang pembiayaan alias modal. Pintu terbuka ketika Ida memberanikan diri mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada BRI untuk membeli alat pengukus kain.
“Saya mengajukan pertengahan tahun 2021. Waktu mengajukan mudah sekali, waktu itu juga ada program diskon. Enam bulan pertama ada diskon, jadi saya ngambil Rp 10 juta, tidak banyak, saya hanya butuh untuk beli alat kukusan saja,” ujarnya.
Tak berhenti disitu, ketika pandemi melanda Indonesia pada awal Maret 2020. Usaha ecoprint milik Ida turut terdampak. Kunjungan wisatawan yang datang ke kampung yang selama ini menjadi pembeli potensial produk ecoprint miliknya berkurang drastis.
Untuk penjualannya sendiri sudah merambah ke luar Surabaya, seperti ke daerah Jawa Barat, karena Ida juga menjual produk secara online melalui e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan PaDi UMKM.
Credit: Source link