DENPASAR, BALIPOST.com – Evaluasi penanganan COVID-19 mingguan kembali dikeluarkan Satgas Penanganan COVID-19 Nasional. Dalam evaluasi terkait peta risiko sebaran COVID-19 ini per 27 Desember, ada 4 kabupaten di Bali yang masuk zona merah atau kategori tinggi penyebaran virusnya.
Keempat kabupaten ini masih sama dengan minggu sebelumnya, yakni Jembrana, Tabanan, Badung, dan Gianyar. Khusus untuk Tabanan dan Gianyar, keduanya sudah tiga minggu berturut-turut masuk dalam zona risiko tinggi ini. Sementara Jembrana dan Badung sudah dua minggu menghuni zona merah dari sebelumnya masuk zona orange.
Untuk lima kabupaten/kota lainnya yang ada di Bali masih masuk dalam zona orange. Yakni Denpasar, Bangli, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng.
Dilihat dari data Satgas Penanganan COVID-19 Bali, keempat kabupaten yang masuk zona merah, mengalami kenaikan kasus harian yang cukup tinggi. Per data 29 Desember, kumulatif kasus yang ditangani masing-masing kabupaten ini mencapai ribuan, kecuali Jembrana yang kasus COVID-19 nya sebanyak 843 orang. Sedangkan Badung kumulatifnya sebanyak 3.134 orang, Gianyar 2.351 orang, dan Tabanan 1.979 orang.
Kabar baiknya, hampir sebagian besar dari pasien terkonfirmasi COVID-19 sudah sembuh. Rinciannya, Jembrana 771 orang, Badung 2.816 orang, Gianyar 2.092 orang, dan Tabanan 1.785 orang.
Sementara itu, kasus aktifnya masih tersisa ratusan orang, kecuali Jembrana yang menyisakan 51 kasus aktif. Tiga lainnya, yakni Badung sebanyak 258 orang, Gianyar 179 orang, dan Tabanan 132 orang.
Untuk kasus meninggal, Jembrana mencatatkan 21 korban jiwa, Badung 60 orang, Gianyar 80 orang, dan Tabanan 62 orang.
Terkait evaluasi penanganan COVID-19 mingguan ini, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar mengatakan perkembangan peta zonasi risiko tingkat kabupaten/kota pekan ini masih menjadi catatan. Ia menyayangkan daerah masuk zona merah atau risiko tinggi bertambah jumlahnya.
“Pada minggu ini terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada zona risiko tinggi. Jika pada minggu sebelumnnya (zona merah) terdapat 60 kabupaten/kota, pada minggu ini angkanya bertambah menjadi 76 kabupaten/kota,” jelasnya.
Meskipun daerah zona oranye atau risiko sedang menurun, dari 378 pekan lalu menjadi 377 pekan ini,
yang masih disayangkan ialah pada zona kuning atau risiko rendah jumlahnya berkurang. Dari minggu sebelumnya 64, pekan ini menjadi 48 kabupaten/kota. Lalu pada daerah zona hijau tidak ada kasus baru dan tidak terdampak jumlahnya tetap yaitu masing-masing 8 daerah.
Daerah zona hijau tidak ada perubahan jumlahnya, namun Wiku meminta meningkatnya zona merah perlu menjadi bahan evaluasi untuk masing-masing daerah. Karena jika dilihat sejak Minggu pertama November, angka cenderung meningkat. Hal ini selaras dengan peningkatan kasus aktif, kasus positif dan kasus meninggal.
Melihat lebih rinci pada awal November, jumlah zona merah hanya berjumlah 19 dari 314 kabupaten/kota. Namu. Pekan ini angkanya meningkat drastis menjadi 76 kabupaten/kota. “Ini menandakan risiko penularan di tingkat kabupaten/kota mengalami perkembangan ke arah yang tidak baik. Mohon perbaiki zona daerahnya dengan cara meningkatkan disiplin protokol kesehatan,” tegas Wiku. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link