Trump dan Tillerson (foto: Voa)
Washington – Hubungan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Sekretaris Negara Rex Tillerson tampaknya belum harmonis. Dalam beberapa kesempatan, keduanya melemparkan pernyataan yang saling bertentangan.
Seperti yang dikatakan oleh Tillerson menyikapi nuklir Korea Utara. Rabu (13/12) kemarin, Sekretaris Gedung Putih menegaskan AS membuka kemungkinan berdialog dengan Korut, tanpa syarat. Dia menyebut perundingan semacam itu sangat penting, selagi Korut berada di “masa tenang”.
“Mari bertemu saja,” kata Tillerson dalam pidatonya di Washington, Rabu (13/12).
Namun, tidak beberapa lama kemudian, turun pernyataan resmi dari Gedung Putih. Perundingan tanpa syarat ala Tillerson, bukan merupakan kebijakan AS. Korut tetap harus melepaskan program nuklir dan rudal balistiknya, sebelum melakukan perundingan dengan Paman Sam.
“Sekretaris tidak dalam rangka menciptakan kebijakan baru. Dia berada di jalur yang sama dengan Gedung Putih,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Heather Nauert kepada Reuters.
“Kebijakan kami tetap sama seperti sebelumnya,” jelas Nauert.
Ini bukan pertama kalinya Tillerson berseberangan dengan Trump. Terkait kesepakatan perubahan iklim Paris Agreement, Tillerson mendukung penuh keterlibatan AS dalam pakta iklim tersebut. Akan tetapi, Trump akhirnya menegaskan bahwa AS menarik diri dari Kesepakatan Paris.
Karena itu, wajar bila akhir-akhir ini muncul rumor Tillerson akan didepak dari Gedung Putih. Meski akhirnya rumor tersebut dibantah oleh Washington.
TAGS : Amerika Serikat Donald Trump Rex Tillerson
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26312/Tillerson-dan-Trump-Ternyata-Belum-Akur/