Pakai gula dan garam, boleh atau tidak? Makan ayam goreng, boleh enggak? Pertanyaan-pertanyaan itu familier buat para orang tua yang buah hatinya mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Banyak informasi yang justru memicu salah kaprah. Korbannya, si kecil emoh makan.
—
MEMASUKI usia 6 bulan, ASI saja tak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Karena itu, MPASI mulai diberikan. Menurut dr Lucia Pudyastuti R. SpA, makanan pendamping perlu diberikan secara tepat dan adekuat. Sebab, suplai nutrisi tersebut diperlukan tubuh dalam perkembangan sel tubuh. Terutama otak.
Spesialis anak RS Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya itu menjelaskan, anak membutuhkan asupan kalori tinggi selama pemberian MPASI. ’’Dalam satu sajian, wajib ada tiga unsur. Karbohidrat, protein, dan lemak,” tegasnya. Walau tinggi kalori, komposisi bahannya harus tepat. Tidak boleh asal kenyang.
Lucia menyatakan, dalam pemberian MPASI, sumber protein diutamakan hewani. ’’Daging, ikan, atau telur wajib ada karena mengandung protein dan mikronutrien lengkap yang dibutuhkan untuk membangun sel tubuh. Terutama sel otak,” paparnya.
Meski demikian, sumber protein hewani tidak perlu mahal. Bahan pangan lokal yang terjangkau, seperti ikan kembung atau lele, punya kandungan gizi yang tak kalah dengan salmon.
Selama pemberian MPASI, dokter sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya itu menyarankan, orang tua rajin memperkenalkan aneka bahan makanan. ’’Selama nggak alergi. Sesuaikan teksturnya dengan usia anak,” imbuh Lucia. Agar anak doyan makan, dia mendorong ortu mengolah MPASI dengan rasa yang enak.
’’Banyak orang tua salah kaprah. Image ’makanan sehat itu tidak perlu banyak bumbu’ kadung menancap,” ungkapnya.
Alhasil, menu MPASI sering kali terasa hambar. Bahkan, Lucia mengakui, masih banyak orang tua yang anti terhadap gula-garam. Padahal, di laman petunjuk pemberian MPASI oleh UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang ditulis pada 2018, bumbu masakan boleh diberikan. Garam dan gula pun boleh diberikan secukupnya.
Lucia pun menambahkan, ayah dan ibu kadang terlalu hati-hati dalam menyiapkan MPASI. Dia menjelaskan, banyak orang tua yang kerap parno dengan gorengan. ’’Gorengan dimusuhi. Padahal, minyak atau mentega yang dipakai menggoreng itu sumber lemak yang bagus buat anak. Dengan catatan, minyaknya bukan bekas pakai (jelantah),” paparnya.
Menurut dia, menu MPASI anak tak perlu rumit. Dia mencontohkan, bubur dengan opor ayam sudah memenuhi syarat makanan pendamping. Bubur nasi mewakili karbohidrat, ayam sebagai sumber protein, serta santan di kuah opor adalah sumber lemak.
’’Menu-menu seperti ini kan lokal, mudah dibuat, dan rasanya enak. Tinggal tingkat kehalusannya menyesuaikan usia anak,” imbuh Lucia.
Masih banyaknya salah kaprah pengolahan MPASI dinilai Lucia berdampak serius. Banyak anak yang akhirnya menolak makan. Istilah kekiniannya, melakukan gerakan tutup mulut atau GTM.
’’Kadang, ada anak yang grafik pertumbuhannya bagus waktu masih periode ASI eksklusif. Tapi, begitu masuk usia MPASI, ada growth faltering (perlambatan pertumbuhan) sehingga grafiknya melandai,” ungkapnya.
Lucia mengingatkan, ayah dan ibu harus tetap melakukan pemeriksaan rutin buat si kecil. Tidak perlu menunggu sakit. ’’Tujuannya, kalau grafik pertumbuhan turun atau naik tapi melandai, bisa diketahui penyebabnya, sehingga penanganannya lebih cepat,” tegasnya.
Jika Anak Ogah Disuapi, Siapkan Finger Food
DEFY Pakartining Tyas beruntung, anak keduanya –Ceisya Hana Kamila, 1 tahun– bukan tipikal picky eater, beda dengan si sulung El Zavier Atharizz Hamizan. Meski begitu, ketika putrinya masuk usia MPASI, Defy merasa belajar lagi.
’’Update ilmu per-MPASI-an lagi,” ujarnya. Defy pun tidak ragu bereksperimen. Dia menyiapkan bumbu memasak khusus yang bebas MSG dan bahan pengawet. Dengan rempah dan bumbu –sebagaimana masakan rumah– yang dibuat lebih ringan.
Agar Ceisya lahap makan, suasana harus menyenangkan. Ceisya duduk di high chair. Jika anak sedang tidak mood disuapi, Defy menawarkan makan sendiri. Bila jurus itu tidak ampuh juga, Defy mengolah menu dalam versi finger food. ”Trik itu sering berhasil kalau dia mulai GTM,” paparnya.
TIPS MPASI ALA DEFY
– Untuk menggantikan kaldu bubuk, Defy membuat stok kaldu dari ceker ayam yang dimasak bersama rempah. Kaldu dibekukan dalam porsi sekali masak.
– Agar tak bosan menyantap satu bahan makanan dalam tiga kali makan, Defy memasaknya berkuah, diolah dalam omelet, serta ditumis.
– Makanan sebisanya disajikan dalam kondisi hangat. Dengan begitu, aroma dan rasanya memancing nafsu makan.
– Menambahkan sayur berwarna cerah seperti wortel dan brokoli dalam olahan MPASI.
CEKLIS MENGOLAH MPASI
– Pastikan mencuci tangan sebelum memasak. Biasakan pula anak untuk mencuci tangan sebelum mulai makan.
– Pisahkan talenan untuk memotong bahan makanan mentah dan matang.
– Telur, daging, dan ikan harus diberikan dalam kondisi benar-benar matang.
– Minyak, mentega, atau santan bisa digunakan untuk tambahan kalori.
– Hindari memberikan makanan dengan kadar lemak tinggi dan penyedap rasa ber-MSG.
CATATAN
– Madu hanya dapat diberikan setelah anak berusia 1 tahun.
– Untuk anak di bawah 2 tahun, sayur dan buah diberikan sebatas perkenalan. Sebab, sayur dan buah mengenyangkan, tapi kandungan kalorinya rendah.
– Jus buah tidak disarankan untuk anak di bawah 1 tahun. Berikan buah dalam potongan (atau dilumatkan jika anak di tahap awal pemberian MPASI) sebagai selingan.
Credit: Source link