Produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume itu secara bertahap memulai kembali operasinya seiring pulihnya pasokan suku cadang, setelah menghentikan 13 jalur produksi di delapan pabrik pada satu waktu, seperti dikutip dari Kyodo, Sabtu.
Ledakan terjadi pada 16 Oktober 2023 di sebuah pabrik milik Chuo Spring Co. di kota Toyota, Prefektur Aichi, yang memproduksi pegas suspensi.
Ledakan yang terjadi di tungku pengering pabrik yang mendinginkan baja panas itu merusak peralatan produksi dan menyebabkan pemasok tidak dapat memproduksi suku cadang.
Toyota menghentikan produksi di 14 pabrik perakitannya di seluruh Jepang segera setelah ledakan. Perusahaan yang terkena dampak termasuk perusahaan yang merakit kendaraan sport Land Cruiser dan RAV4 yang populer.
Pabrik perakitan di bawah grup Toyota memproduksi sekitar 14.000 mobil per hari. Chuo Spring melanjutkan sebagian produksinya dengan bantuan Toyota, pada Sabtu.
Toyota dikenal dengan manufaktur tepat waktu yang bertujuan untuk memproduksi kendaraan dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi permintaan tanpa kelebihan atau kekurangan setiap saat.
Sistem seperti ini sangat hemat biaya namun membuat pembuat mobil rentan terhadap penghentian produksi ketika terjadi keadaan darurat karena hanya memiliki jumlah suku cadang yang terbatas pada waktu tertentu.
Penghentian tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian masalah produksi yang dialami Toyota dalam beberapa tahun terakhir.
Produksi di 14 pabriknya di Jepang dihentikan pada Maret tahun lalu ketika salah satu pemasoknya mengalami serangan siber. Produksi di negara itu terhenti lagi pada bulan Agustus tahun ini karena kesalahan dalam sistem pemesanan suku cadang.
Baca juga: Mobil konsep Toyota di JMS, dari model sport hingga untuk luar angkasa
Baca juga: Toyota tarik 751 ribu kendaraan akibat bumper yang mudah terlepas
Baca juga: Toyota FT-3e bisa digunakan “off-road” dan akan masuk Indonesia
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link