JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, dalam menangani permasalahan akibat pandemi Covid-19 tak dapat dipisahkan kesehatan dan ekonomi masyarakat. Apalagi, banyak pihak yang meramalkan Indonesia berpotensi masuk ke jurang resesi karena sebelumnya ekonomi yang kontraksi.
Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah saat ini fokus bagaimana menanggulangi penyebaran Covid-19 di berbagai wilayah. Pihaknya optimistis, jika dilihat dari kondisi saat ini menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan.
“Dalam kondisi seperti ini indikator yang dipantau Juli-Agustus menunjukkan tanda-tanda lebih baik dibandingkan kontraksi ekonomi yang turun pada April, Mei, Juni,” ujarnya, Senin (7/9).
Sri Mulyani mengungkapkan, kontraksi ekonomi yang terjadi ini disumbang oleh konsumsi yang menurun 5,8 persen dan investasi 8 persen. “Kita berharap kuartal III yang akan terdiri Juli, Agustus, September indikator pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibanding kuartal II,” imbuhnya.
Sri Mulyani menyebut, dengan adanya pembatasan penyebaran Covid-19, ditambah saat ini terjadinya kenaikan jumlah kasus positif setiap hari, maka harus berhati-hati. Adapun estimasi pemerintah ekonomi bisa mencapai antara 0 persen – 2 persen.
Menurutnya, masih ada peluang dan rasa optimisme jika belanja pemerintah diakselerasi konsumsi. Meskipun investasi belum masuk ke zona positif karena aktivitas masyarakat sama sekali belum normal. Apalagi, jika dibandingkan negara lain, kontraksi ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan Inggris yang mencapai 17 persen atau negara lain yang sangat dalam.
“Kalau secara teknikal kuartal III ini kita di zona negatif maka resesi terjadi,” ucapnya.
Meskipun demikian, kata dia, jika terjadi resesi tidak berarti kondisi Indonesia sangat buruk. Sebab, pihaknya melihat jika kontraksi lebih kecil dan bisa pulih di bidang konsumsi, investasi, belanja pemerintah diakselerasi, serta ekspor membaik maka bisa berharap pertumbuhan ekonomi kuartal III menjdi lebih baik.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link