JAKARTA, KRJOGJA.com – Sejumlah catatan mewarnai dunia telekomunikasi di tahun 2021. Salah satunya adalah tren merger sejumlah operator telekomunikasi.
Aksi bisnis itu dinilai dapat menjadi momentum percepatan sinergi dengan program pemerintah. Merger juga dapat membawa efek positif berupa persaingan usaha yang makin sehat dan efisiensi operasional sehingga menguntungkan konsumen secara luas seperti dalam penyediaan biaya internet yang lebih terjangkau.
Salah satu program pemerintah yang dapat disinergikan dengan konsolidasi operator telko adalah program merdeka sinyal. Pemerintah telah menetapkan program merdeka sinyal yang ditargetkan dapat dicapai pada 2022. Dalam program merdeka sinyal, pemerintah berupaya menyediakan layanan internet berbasis jaringan telekomunikasi untuk 20.341 desa di wilayah 3T. Selain itu, pemerintah memprioritaskan menghadirkan sinyal 4G, terutama di 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau.
Demikia Tauhid Ahmad, Ekonom sekaligus Executive Director Indef di Jakarta, Senin (27/12/2021).
Merger yang terjadi di industri telekomunikasi membawa efek positif terhadap pengembangan industri ICT di Indonesia. “Merger ini diharapkan mampu membuat persaingan makin sehat sehingga pada akhirnya konsumen yang akan diuntungkan dari adanya peningkatan dan pengembangan industri telekomunikasi,” jelasnya.
Menurut dia, merger menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan teknologi, dan efisiensi operasional. Terlebih lagi di zaman disrupsi digital saat ini yang mengedepankan kolaborasi dan sinergi. Tauhid menyoroti sektor telekomunikasi yang marak melakukan merger antara lain antara XL Axiata dengan Axis serta Indosat Ooredoo dengan Tri, menjadi pilihan terbaik guna menghadapi tantangan ke depan terutama pengembangan 5G.
Credit: Source link