ilustrasi gamers
Jakarta – Pertanyaan ini kembali naik ke permukaan, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menganggap penembakan di Florida yang menewaskan 17 orang, disebabkan oleh pemain video game.
Menurut anggapan Trump, video game yang menampilkan kekerasan, secara tidak langsung mempengaruhi alam bawah sadar anak untuk ikut melakukan kekerasan di dunia nyata.
Pernyataan Trump segera dibantah oleh Asosiasi Perangkat Lunak Hiburan (ESA) yang selama ini dikenal membawahi Sony, Microsoft, Activision, dan Nintendo. Bukan video game penyebab kekerasan pada anak, melainkan peredaran senjata yang begitu masif di AS.
Dilansir dari Engadget, bukan hanya ESA yang membantah pernyataan Trump. Sejumlah bukti yang diperoleh juga menyatakan tidak ada korelasi antara video game dengan kekerasan.
Salah satunya, hingga sekarang tidak ada satu penelitian pun yang membuktikan bahwa kekerasan lahir dari kecanduan bermain video game. Hasil tinjauan Dinas Rahasia AS pada 2004, pada sebuah kasus penembakan di sekolah, dari 41 pelaku yang diamankan, hanya lima di antaranya penyuka video game.
Pada 2013 lalu, American Psychological Association (APA) sempat menyatakan bahwa video game punya korelasi pada kekerasan anak. Namun temuan itu segera dibantah oleh psikolog, ilmuwan media dan kriminolog. APA dinilai menggunakan metodologi yang salah, dan mengandalkan kesimpulan yang bias.
“Para pembuat kebijakan menghubung-hubungkan kasus kekerasan dengan video game. Padahal hanya ada sedikit bukti ilmiah yang terkesan dipaksakan. Hal itu tentu mengalihkan kami pada isu-isu yang sebenarnya berkontribusi pada kekerasan di dunia nyata,” kata APA Divisi Media dan Politik.
TAGS : Video Game Kekerasan Anak Donald Trump
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30188/Trump-Tuding-Penembakan-Florida-Akibat-Video-Game/