Tur Mini dan soal Berbagi

Udara mana kini yang kau hirup?

Hujan di mana kini yang kau peluk?

CUPLIKAN lagu Kota itu tentu familier buat warganet tanah air. Lagu tersebut adalah debut Dere sebagai musisi, yang rilis pada Oktober 2020. Dua tahun berlalu, dia kini memiliki satu album. Sejak pekan lalu, musisi yang tergabung di label TigaDuaSatu itu juga tengah melangsungkan rangkaian Dere Tur Mini. Berikut cerita Dere memaknai tur perdananya hingga perjalanan kariernya selama dua tahun.

Jawa Pos (JP): Hai Dere, selamat atas Dere Tur Mini-nya! Bagaimana persiapan di balik tur solo perdanamu?

Dere (DR): Persiapan untuk tur mini ini sebenarnya sudah beberapa bulan lalu. Tapi, baru benar-benar fixed dan tereksekusi sebulan terakhir ini. Posternya juga baru diunggah dua minggu lalu.

JP: Tur mini dilaksanakan di lima kota. Apa saja pertimbangan dalam memilih kota-kota yang dituju?

DR: Pilihannya karena sebenarnya kami udah ngatur alurnya. Aku juga ikut berembuk dan diskusi. Ada lima kota yang Teman Dere kirim pesan ’ayo datang ke sini!’. Lima kota itu emang aku punya kenangan dan ada hal yang memang pengin aku lakuin di kota-kota itu.

JP: Apa sih yang Dere cari dari tur mini?

DR: Sebenarnya, Dere Tur Mini payung besarnya itu aku pengin ketemu teman-teman di kota-kota, kan. Jadi, formatnya hanya akustik. Aku, gitar, dan teman-teman yang hadir.

JP: Ada bedanya nggak, tampil di festival dengan tampil sebagai bintang utama di tur sendiri?

DR: Mungkin bedanya, yang paling utama di aku adalah rasa deg-degan sih. Karena biasanya kalau tampil bareng band itu seru. Cuma karena mungkin bareng-bareng, rasa deg-degan itu terbagi ke teman lain. Kami tampil dan naik panggung bareng. Sedangkan sekarang, sendiri, tampil cukup pakai gitar. Itu cukup deg-degan. Apalagi, ada beberapa lagu di album yang memang baru dibawakan langsung perdana di tur ini. Terpikir, duh teman-teman (pendengar) nanti gimana, ya? Banyak juga sebenarnya concern yang muncul.

JP: Apa yang membuat kamu memutuskan tampil sendiri, hanya dengan gitar?

DR: Aku ngerasa, sebenarnya experience yang ingin dibagi –karena ini perkenalan– adalah sebagai penulis lagu, aku tuh nulis lagu memang dasarnya pakai gitar saja. Aku ingin berbagi, awal aku bisa nulis lagu ini, sepertinya teman-teman harus tahu. Supaya lebih dekat, gitu.

JP: Bulan ini, kamu juga akan merayakan dua tahun karier. Melihat ke belakang, seperti apa sih perjalananmu selama itu?

DR: Dua tahun itu, kalau menurut aku, panjang iya, pendek juga iya. Panjang, karena setelah dirasa, seneng banget bisa dapat kesempatan bermusik di depan teman-teman. Yang dengerin pun banyak yang memberi apresiasi. Pendeknya karena enggak kerasa. Eh, tiba-tiba udah dua tahun. Tapi, aku udah rilis single, punya album, bikin Halo, Aku Dere, dan tur mini.

JP: Dari album pertama, Rubik, seperti apa cerita pengerjaannya?

DR: Di album ini, aku kerja sama dengan banyak produser. Dari awal pengerjaan sampai Rubik rilis, banyak banget diskusi yang terjadi. Sebenarnya aku tuh orang yang banyak ragunya, banyak plin-plannya. Jadi, semuanya didiskusikan dengan tim TigaDuaSatu. Terutama untuk musiknya, aku banyak diskusi sama Kak Tulus (penggagas label TigaDuaSatu, Red). Selama pengerjaan, aku juga belajar banget. Yang dikira begitu, ternyata begini. Sisi belajar itu justru yang bikin aku senang selama garap album ini. Sampai sekarang pun, kalau aku masuk studio, lihat tombol banyak tuh masih ’oh! oh!’ gitu.

JP: Selama dua tahun, ada banyak capaian seperti tampil di Istana Negara, dapat AMI Awards, dan rilis album. Bagaimana pengaruh capaian itu pada dirimu? Apakah kamu jadi punya target tertentu dengan capaian tadi?

DR: Aku sendiri, buat tahun depan dan jauh ke depannya lagi, harapannya semoga bisa konsisten bermusik. Kedua, bisa menjaga dan menjalin hubungan dengan teman-teman yang dengerin aku. Jadi, jangan merenggang. Ke depan, semoga bisa ada tur ke lebih banyak kota lagi. (*)

TRIVIA

– Gambar di video lirik dan di visual pendek dalam layanan streaming musik adalah karya Dere sendiri, yang dibantu desainer grafis dan ilustrator Gema Semesta.

– Sengaja tidak mengadakan showcase album karena acaranya terpusat di satu lokasi saja dan sulit diakses Teman Dere yang tinggal jauh.

– Seluruh lagu di album Rubik ditulis oleh Dere dan Tulus.

– Dere merupakan salah satu talenta di tim Tulus dalam The Voice Kids Indonesia enam tahun lalu.


Credit: Source link