Ivanka Trump
Washington, Jurnas.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengeksploitasi pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi untuk mengalihkan perhatian dari kasus penyalahgunaan jabatan publik oleh Ivanka Trump.
Fakta itu disampaikan mantan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton dalam bukunya “The Room Where It Happened” yang mengungkap borok-borok Trump dalam pemerintahan.
Menurut Bolton, Trump mengeksploitasi kemarahan global atas pembunuhan Khashoggi untuk menyembunyikan informasi yang akan membahayakan upaya untuk memenangkan kembali pemelihan presiden.
Trump terobsesi dengan peluang pemilihan presiden 2020, kata Bolton, dan melihat peluang setelah pembunuhan Khashoggi untuk mengalihkan perhatian publik dari skandal domestik.
Trump menjadi sorotan karena komentar aneh setelah diketahui bahwa 15 pembunuh Arab Saudi secara brutal membunuh Khashoggi dan memutilasi jasad tubuh wartawan Washington Post itu.
“Dunia adalah tempat yang sangat berbahaya!” kata Trump berdiri oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman. “Mungkin dia melakukannya dan mungkin dia tidak melakukannya!” tambahnya bertentangan dengan CIA yang percaya bahwa pria 34 tahun itu mengizinkan pembunuhan itu.
Pernyataan itu disambut kecaman. Trump dituduh oleh anggota parlemen Demokrat merusak agen intelijennya sendiri dan gagal untuk menghadapi Arab Saudi atas pelanggaran hak asasi manusianya.
Bolton mengatakan, niat Trump sebenarnya menyebabkan kemarahan dan mengalihkan perhatian. Saat itu ada berita heboh tentang putrinya, Ivanka, yang menggunakan email pribadinya untuk urusan pemerintah.
Trump, menurut Bolton, mengatakan, “Ini akan mengalihkan dari Ivanka. Jika saya membaca pernyataan itu secara langsung, itu akan mengambil alih hal Ivanka.”
Dalam buku itu, Bolton juga membeberkan bahwa Trump memuji Presiden China Xi, Jinping yang menahan Muslim Uighur di sejumlah kamp.
“Menurut penerjemah kami, Trump mengatakan bahwa Xi harus melanjutkan pembangunan kamp-kamp, yang menurut Trump adalah hal yang tepat untuk dilakukan,” kata Bolton.
Pada saat itu setidaknya satu juta Muslim Uyghur ditahan di kamp-kamp yang disebut sebagai tempat penyiksaan dan penganiayaan. (Memo)
TAGS : Amerika Serikat Donald Trump Arab Saudi Jamal Khashoggi Ivanka Trump John Bolton
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin