Usai Vaksinasi COVID-19 dan Monitoring, Ini Kata Presiden Jokowi

by

in
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers usai divaksinasi dan monitoring selama 30 menit. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah proses vaksinasi dan monitoring pascavaksinasi usai dilakukan, Presiden Joko Widodo pun memberikan keterangan pers. Dalam keterangannya yang disiarkan langsung kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar, Rabu (13/1), Presiden mengucapkan terima kasih terhadap sejumlah pihak yang bersedia divaksinasi perdana bersama dengan dirinya.

Ia menyebutkan setelah vaksinasi perdana akan dilanjutkan lagi vaksinasi di seluruh provinsi, kabupaten/kota, di seluruh tanah air. Dikatakannya, vaksinasi dilakukan setelah mendapat emergency use authorization (EUA) dari BPOM dan juga telah keluarnya fatwa Halal dari MUI. “Vaksinasi COVID-19 ini penting kita lakukan untuk memutus mata rantai penularan virus corona ini dan perlindungan kesehatan pada kita,” ujarnya.

Ini, lanjutnya, juga membantu percepatan pemulihan ekonomi. Meskipun sudah dilaksanakan vaksinasi, diingatkan kembali pentingnya disiplin protokol kesehatan “Ini tetap terus kita lakukan, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, dan menghindari kerumunan,” katanya.

Ia mengucapkan terima kasih pada Prof. Dr. Abdul Muthalib yang telah menjadi vaksinatornya.

Sejumlah tokoh lain yang juga menjalani vaksinasi perdana bersama Presiden Jokowi adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng M. Faqih, Sekjen Majelis Ulama Indonesia Amiesyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis serta selebriti Raffi Ahmad.

Pada sesi 2 dilakukan penyuntikan terhadap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Risyidin, perwakilan dari Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Ronal Tapilatu, perwakilan dari KWI Agustinus Heri, perwakilan dari PDHI I Nyoman Suarthanu, perwakilan dari Permabudhi Partono Bhikkhu N. M dan perwakilan dari Matakin Peter Lesmana.

Sedangkan pada sesi 3 disuntuk Kepala BPOM Penny Kusumastuti Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani Perkasa, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia Ade Zubaedah, perawat Nur Fauzah, apoteker Lusy Noviani, buruh Agustini Setiyorini dan perwakilan pedagang Narti.

Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau “Emergency Use Authorization” (EUA) untuk vaksin COVID-19 produksi Sinovac pada Senin (11/1). EUA diberikan setelah BPOM mendapatkan data dari uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung, Turki, dan Brazil.

BPOM menyebut data efikasi virus Sinovac berdasarkan uji klinis tahap ketiga di Bandung adalah sebesar 65,3 persen atau telah memenuhi ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 50 persen. Sebelumnya hasil uji klinis tahap ketiga di Turki menunjukkan efikasi sebesar 91,25 persen dan di Brazil sebesar 78 persen.

Pada aspek keamanan pun dipastikan vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping berat namun hanya ringan hingga sedang yaitu nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, kelelahan dan demam.

Sedangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Jumat (8/1) memastikan vaksin COVID-19 produksi Sinovac suci dan halal.

Keputusan itu dihasilkan setelah diskusi panjang rapat komisi fatwa pasca mempelajari data vaksin Sinovac terkait penggunaan bahan-bahan yang sifatnya tidak halal. (Diah Dewi/balipost)

Credit: Source link