JawaPos.com – Pemerintah berencana memusnahkan vaksin yang telah kedaluwarsa. Sebab, vaksin tersebut membuat penuh tempat penyimpanan di dinas kesehatan provinsi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tidak menyebut jumlah pasti dosis vaksin Covid-19 yang kedaluwarsa. Dia hanya menyatakan bahwa kebanyakan merupakan vaksin hibah. ”Kita dapat banyak vaksin hibah dari negara maju yang hampir expired date,” ujarnya seusai rapat terbatas kemarin (31/5).
Hingga April, pemerintah menerima 470 juta dosis vaksin. Sebanyak 130 juta di antaranya merupakan vaksin hibah atau tidak membeli. Mulai April hingga akhir tahun nanti, akan ada lagi kedatangan vaksin Covid-19 mencapai 71 juta dosis. Sebanyak 15 juta di antaranya merupakan sisa kontrak 2021. Sisanya merupakan vaksin hibah. ”Indonesia (laju) vaksinasinya cepat sekali sehingga mereka senang mengirimkan hibah ke Indonesia,” ungkap Budi.
Dengan melambatnya vaksinasi karena sebagian besar masyarakat sudah divaksin, sebagian vaksin hibah mengalami kedaluwarsa. Akibatnya memenuhi gudang di daerah. Jika ada pengiriman baru, vaksin itu justru akan menghambat. ”Mulai terasakan penuh. Kita mulai vaksinasi rutin dengan bulan vaksinasi anak,” kata Budi.
Menurut Budi, Presiden Jokowi menyarankan agar pemusnahan vaksin Covid-19 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Pemusnahan juga harus didampingi BPKP, jaksa agung, dan aparat penegak hukum lain. ”Sehingga lebih transparan,” ucapnya.
Lantaran masih banyak vaksin yang datang hingga akhir tahun, penyuntikan booster harus didorong. ”Kita sekarang sudah 412 juta dosis yang diberikan. Dosis pertamanya juga sudah tembus 200 juta,” tuturnya. Sementara itu, dosis kedua baru 65 persen dan booster 25 persen.
Booster dipandang sangat penting karena akan meningkatkan ketebalan dan kekuatan kadar antibodi dalam tubuh. Berdasar data sero survei, rata-rata antibodi sebelum seseorang diberi vaksin penguat hanya berada di angka 300–400. ”Karena itu, arahan Bapak Presiden sekaligus untuk mempercepat stok vaksin yang banyak di daerah-daerah sekarang. Itu segera menerapkan booster,” ungkapnya.
Credit: Source link