JawaPos.com – Berbagai minuman kekinian memiliki banyak varian dari segala rasa dengan tingkat jumlah gula yang tinggi. Jika diminum setiap hari, ancaman diabetes mengintai. Diabetes adalah induk dari segala penyakit yang bisa berujung komplikasi.
Laporan Heart, studi menunjukkan orang dewasa Amerika mengonsumsi rata-rata 77 gram gula per hari, lebih dari 3 kali jumlah yang direkomendasikan untuk perempuan. Anak-anak Amerika mengonsumsi 81 gram per hari.
Bahaya gula tambahan dalam minuman juga bisa mengancam kesehatan. Lantas, berapa banyak gula tambahan dalam setiap minuman?
Ini datanya :
– Minuman ringan mengandung sebanyak 25 persen gula tambahan.
– Minuman buah mengandung sebanyak 11 persen gula tambahan.
– Minuman olahraga atau berenergi mengandung sebanyak 3 persen gula tambahan.
– Kopi atau teh mengandung 7 persen gula tambahan.
– Makanan ringan dan manisan adalah penyumbang gula tambahan terbesar berikutnya sebesar 31 persen.
Bagaimana tubuh bereaksi terhadap begitu banyak gula?
Sangat menggoda untuk melihat gula alternatif sebagai solusi ajaib. Produk yang dibuat dengan madu, sirup maple, gula kelapa atau gula turbinado, sirup jagung fruktosa tinggi, sirup jagung, dan dekstrosa, misalnya, dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat. Jangan tertipu.
Semuanya bermuara pada seberapa cepat gula diserap. Misalnya, tubuh Anda menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencerna apel karena kandungan seratnya, sehingga gula alami lebih lambat diserap. Di sisi lain, gula tambahan dalam soda seperti bom gula yang menyerap jadi kalori jauh lebih cepat. Penelitian ini berdasarkan kesimpulan yang telah ditinjau oleh Food and Drug Administration (FDA) AS.
Berapa Batasan Gula Harian yang Aman? Setiap penelitian dan ahli merekomendasikan batasan yang berbeda, tergantung dari kebutuhan kalori harian.
1. Rekomendasi AHA (American Heart Association)
Rekomendasi American Heart Association untuk asupan gula, pria sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 9 sendok teh (36 gram atau 150 kalori) gula tambahan per hari. Untuk perempuan, jumlahnya lebih rendah yakni 6 sendok teh (25 gram atau 100 kalori) per hari.
Jika Anda sehat dan aktif, ini adalah rekomendasi yang masuk akal. Sebab aktivitas harian akan membakar sejumlah kecil gula yang dikonsumsi.
2. FDA (BPOM AS)
Food and Drug Administration (FDA) mengatakan orang harus membatasi konsumsi gula 50 gram sehari atau sekitar 4 sendok teh. Organisasi Kesehatan Dunia mendukung batasan 10 persen gula. Itu tidak termasuk dalam buah-buahan segar, sayuran dan susu. FDA merekomendasikan bahwa anak-anak 1 sampai 3 tidak boleh mengonsumsi lebih dari 25 gram gula tambahan sehari.
3. Hanya Boleh 1 Sendok Makan
Pendapat lain disampaikan Dokter Spesialis Gizi Klinis di Siloam Hospitals TB Simatupang, yaitu dr. Christopher Andrian, M. Gizi, Sp. GK. Ia menilai saat ini individu asal memilih makanan atau ‘asal ngunyah’ tanpa mempertimbangkan batasan kandungan gulanya. Dalam diskusi Bincang Sehat dengan topik “Hobi Ngunyah, Cita-Cita Sehat, Emang Bisa?” diungkapkan batasan gula harian yang boleh dikonsumsi seseorang.
“Sebagai contoh, konsumsi gula idealnya hanya 50 gram per hari, kira-kira 1 sendok makan,” katanya dalam Live Instagram baru-baru ini.
Menurutnya, manusia tak akan terlepas dari makanan sumber karbohidrat dan lemak. Akan tetapi jika makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan, dampaknya akan menetap dalam diri secara jangka panjang. Pada akhirnya, kendali sepenuhnya tetap ada dalam diri kita.
“Gula termasuk dalam golongan karbohidrat, konsumsi berlebih dengan gaya hidup tidak sehat akan meningkatkan kadar trigliserida yang umumnya berbanding lurus dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Karbohidrat yang tersimpan dan menumpuk akan menjadi lemak dalam tubuh, sehingga kita perlu kendali atas makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi,” jelasnya.
Menurutnya konsumsi gula buah yang berlebihan (fruktosa) juga dapat menyebabkan asam urat. Dalam memenuhi prinsip nutrisi yang seimbang bagi tubuh, asupan apapun yang berlebih atau juga terlalu rendah sangat tidak direkomendasikan.
Risiko penyakit yang ditimbulkan akibat asal ngunyah dapat menimpa siapapun. Penyakit diabetes militus, hipertensi, hingga obesitas menjadi efek samping jika kita mengonsumsi makanan dan minuman yang berlebihan.
“Maka dari itu, cegah sebelum terlambat,” jelasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link