JawaPos.com – Ajakan Warga Negara Asing (WN) Amerika Serikat (AS) bernama Kristen Gray kepada para WNA lainnya untuk tinggal di Bali selama pandemi Covid-19 menjadi viral. Menanggapi hal itu, pihak Imigrasi menyatakan telah menurunkan tim mengecek dokumen dan tempat tinggal WNA tersebut.
’’Terkait dengan berita viral terhadap orang asing Kristen Gray yang ada di beberapa di media sosial, termasuk Twitter, emang sejauh ini kami sudah menurunkan tim beberapa tim yang satu tim dari kantor wilayah kemudian juga dari Kantor Imigrasi Ngurah Rai,’’ kata Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkum HAM Bali, Eko Budianto, kepada wartawan, seperti dilansir dari DW.
Lebih lanjut, Eko menjelaskan pihak imigrasi akan mengecek sponsor Kristen Gray. ’’Tim itu pertama mengecek terhadap sponsor yang bersangkutan dan sejauh ini kami sudah kami hubungi sponsor tersebut. Sponsornya sebenarnya sudah ada di Jakarta, tapi alamatnya benar di Bali,’’ ujar Eko. ’’Nah ini kami akan langsung turun ke alamat tersebut kemudian untuk keberadaan atau tempat tinggal dari bersangkutan saat ini berdasarkan data di medsos yang dia posting itu ada berkisaran di Nusa Dua dan anggota dari tim Imigrasi Ngurah Rai sudah turun ke lapangan. Sedangkan untuk hal-hal yang lain tentang dokumen keimigrasian dan izin tinggal yang berangkutan ini kami sedang melakukan pengecekan di data perlintasan kami. Namun sejauh ini kami belum ada informasi akurat bisa jadi kemungkinan bahwa nama yang bersangkutan bukan nama yang sebenarnya,’’ tambahnya.
Trending di Twitter
Cuitan akun Twitter @kristentootie atau Kristen Gray menjadi viral. Salah satunya mengajak orang asing pindah ke Bali saat pandemi virus korona. Warganet menduga WNA ini melanggar aturan tinggal.
Perdebatan di Twitter itu bermula dari cuitan akun Kristen Gray (@kristentootie) yang menceritakan pengalaman hidupnya di Bali. Cerita itu ia kemas dalam sebuah thread yang terdiri atas 20 tweet.
Awalnya ia membahas seputar alasan awalnya datang ke Bali pada 2019. Ia mengaku kesulitan mendapatkan pekerjaan di Amerika Serikat sehingga memutuskan hijrah ke Bali bersama pasangannya.
Mereka berdua datang ke Bali menggunakan visa wisata dan awalnya hanya ingin tinggal selama 6 bulan. Di Bali, ia mengaku tinggal di sebuah rumah pohon dengan harga sewa USD 400 atau sekitar Rp 5,6 juta per bulan yang jauh lebih murah daripada ketika ia menyewa apartemen senilai USD 1.300 (sekitar Rp 18,4 juta) di Los Angeles.
Selama tinggal di Bali, Gray bekerja sebagai desainer grafis, dan mulai menjalankan gaya hidup yang menurutnya lebih sehat. Sampai saat ini, ia dan pasangannya sudah tinggal di Bali selama hampir setahun dan merasakan fisik dan jiwanya lebih sehat dibandingkan ketika tinggal di AS.
Gray menuliskan sejumlah keuntungan yang didapatkan ketika tinggal di Bali yaitu, aman, biaya hidup murah, gaya hidup mewah, ramah pada Queer (bagian dari LGBT+), dan adanya komunitas kulit hitam di Bali.
Kemudian di akhir thread-nya, Gray menuliskan bahwa ia menjual buku yang dapat membimbing orang-orang asing yang juga ingin merasakan pengalamannya hidup di Bali. Buku elektronik berjudul Our Bali Life is Yours itu dijual seharga USD 30 atau sekitar Rp 425 ribu. Gray memberitahu kisi-kisi buku tersebut yang rupanya memberitahu soal agen visa dan cara agar orang-orang bisa datang ke Bali saat pandemi Covid-19. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Dinarsa Kurniawan
Credit: Source link