2023, Investasi di Industri Manufaktur Ditaksir Tembus Rp 470 Triliun

JawaPos.com – Dibandingkan negara tetangga maupun negara industri maju lainnya, Indonesia memiliki fondasi kuat pada sektor industri manufaktur. Ekspor dan investasi pada 2023 pun diproyeksikan meningkat.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memaparkan, pada 2020 pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sempat tertekan hingga minus 2,52 persen karena dampak pandemi Covid-19. Namun, melalui berbagai kebijakan strategis untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, kinerja sektor industri manufaktur di tanah air terus bangkit.

“Kinerja kembali bergairah pada 2021 dengan angka pertumbuhan sebesar 3,67 persen,” katanya Selasa (27/12).

Tren positif berlanjut pada 2022. Pada triwulan I tumbuh 5,47 persen, triwulan II 4,33 persen, dan triwulan III sebesar 4,88 persen.

Dari sisi ekspor, sumbangsih dari sektor manufaktur terus meningkat meski kondisi dunia sedang tidak stabil. Nilai ekspor industri pada Januari–Oktober 2022 mencapai USD 173,20 miliar atau berkontribusi 76,51 persen dari total nilai ekspor nasional.

Berikutnya, realisasi investasi di sektor manufaktur pada Januari–September (sampai triwulan III) 2022 tercatat Rp 343,06 triliun. Naik 49,24 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi pada periode yang sama 2021 sebesar Rp 229,87 triliun.

Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, Menperin memproyeksikan sektor industri manufaktur akan tumbuh 5,01 persen pada 2022. Lalu, pada 2023 diperkirakan tumbuh 5,1–5,4 persen.

Nilai ekspor industri manufaktur berkisar USD 210,38 miliar pada 2022 dan USD 225 miliar–USD 245 miliar pada 2023. “Sementara pada nilai investasi, kami perkirakan mencapai Rp 439 triliun pada 2022 dan sekitar Rp 450 triliun–Rp 470 triliun pada 2023,” sebutnya.

Penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,2–20,2 juta orang pada 2023.


Credit: Source link