YOGYA, KRJOGJA.com – Riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (singkatnya LD) berjudul “Peran Ekosistem Digital Gojek di Ekonomi Yogyakarta Sebelum dan Saat Pandemi COVID-19” menyebut GoFood menjadi penyangga ekonomi di Kota Yogyakarta bagi mereka yang penghasilannya terdampak pandemi terutama pekerja swasta dan profesional. Dalam riset tersebut, 95% mitra GoFood adalah pengusaha skala mikro. Menariknya, 64% dari mitra GoFood yang baru bergabung saat pandemi COVID-19 (bergabung bulan Maret – Juni 2020), memilih bergabung karena adanya pandemi. Lebih lanjut lagi, 43% dari mitra yang bergabung selama pandemi merupakan pengusaha yang pertama kali mulai berbisnis.
Mayoritas mitra GoFood di Yogyakarta (94%) merasa dengan menjadi mitra usaha GoFood membantu mereka untuk beradaptasi dalam menjalankan usaha, dan bertahan selama pandemi (88%). Secara spesifik, mitra GoFood di Yogyakarta merasa fitur teknologi Gojek (86%), dukungan pelatihan dan informasi (78%), dan bantuan lainnya dari Gojek (74%) membantu usaha mereka untuk bertahan selama pandemi.
Selanjutnya, mayoritas mitra Gofood di Yogyakarta berencana untuk melanjutkan mitra jangka panjang dengan Gojek (95%). Mereka juga optimistis bersama Gojek usaha mereka akan tetap tumbuh (89%), penghasilan kembali seperti sebelumnya (90%), dan dapat mencukupi kebutuhan diri dan keluarga (87%).
Dr. Alfindra Primaldhi, Peneliti LD menyebut dari hasil riset tersebut dapat disimpulkan ketahanan ekonomi di Kota Yogyakarta selama pandemi COVID-19 ternyata mampu didukung oleh keberadaan ekosistem ekonomi digital yang dimiliki Gojek.
“Solusi teknologi dan non-teknologi yang ditawarkan platform digital Gojek membantu pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) di Kota Gudeg ini beradaptasi sehingga bisa bertahan di situasi pandemi COVID-19, dan tetap optimis bertumbuh ke depannya. Salah satunya melalui kemudahan migrasi UMKM dari offline ke online, atau mempercepat UMKM untuk go digital,” papar Dr. Alfindra dalam keterangan resminya, Senin, 19 Oktober 2020.
Dr. Alfindra melanjutkan riset tersebut menunjukkan pentingnya peran ekosistem ekonomi digital dalam membantu UMKM, khususnya usaha mikro, untuk bertahan di masa pandemi. Kondisi pandemi tentu menguji resiliensi (ketahanan) dan kemampuan adaptasi para pelaku usaha di masa krisis. Salah satu adaptasi itu adalah adanya perubahan usaha dari yang sebelumnya tradisional menjadi usaha digital.
Dari riset tersebut, tampak pula bahwa para pelaku usaha cukup realistis melihat dampak panjang dari pandemi. Akan tetapi mereka juga tetap optimis bahwa dengan berada dalam suatu ekosistem digital, usaha mereka dapat tetap tumbuh kedepannya, dan penghasilan mereka kembali seperti sebelum pandemi.
Riset LD pada mitra driver di Yogyakarta juga mengungkapkan mayoritas mitra driver (88%) mendapatkan bantuan dari Gojek selama masa pandemi COVID-19 dan mereka mengapresiasi bantuan tersebut (86%). Mitra driver juga optimis penghasilannya akan kembali seperti sebelumnya (76%), mereka juga tetap optimistis bahwa kemitraan mereka dengan Gojek dapat memenuhi kebutuhan diri dan keluarga (80%). Mayoritas mitra driver (91%) berencanan terus melanjutkan kemitraan dengan Gojek untuk jangka panjang .
Riset oleh LD juga menunjukkan adanya semangat gotong royong dalam ekosistem Gojek di Yogyakarta, unsur-unsur dalam ekosistem ini saling membantu di tengah pandemi. Hampir setengah mitra driver (49%) memberikan bantuan sosial selama pandemi termasuk kepada sesama mitra. Semangat gotong royong juga dilakukan oleh mitra GoFood. Mayoritas mitra GoFood (70%) di Yogyakarta memberikan bantuan sosial, lebih dari sepertiga mitra GoFood memberikan bantuan sosial pada driver ojek online (39%), baik yang mengantarkan makanan maupun yang berada di pinggir jalan.
Kehadiran Gojek di Yogyakarta Timbulkan Efek Domino pada Sektor Ekonomi
Dr Paksi CK Walandouw, Wakil Kepala LD melanjutkan di tahun 2019 kontribusi mitra Gojek dari lima layanan (GoRide, GoCar, GoSend, GoFood dan GoPay) terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp4,4 triliun bila menggunakan metode nilai tambah. Sementara, dengan menggunakan metode pendapatan domestik regional bruto (PDRB), ekosistem digital Gojek nilai produksinya mencapai Rp7,6 triliun atau menggerakkan 5% PDRB Kota Yogyakarta.
Credit: Source link