RI Harus segera Gerak Kalau Tak Ingin Cuma jadi Importir Motor Listrik

RI Harus segera Gerak Kalau Tak Ingin Cuma jadi Importir Motor Listrik

JawaPos.com – Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan bahwa pengembangan motor listrik di Indonesia sudah sangat mendesak dan tak bisa ditunda-tunda. “Telat sedikit, Indonesia bakal ketinggalan dari Thailand, India, dan Vietnam. Makanya, kalau ingin membangun industri, jangan ditunda-tunda,” katanya melalui keterangan di Jakarta, Sabtu (25/2).

Menurut dia, jika pembangunan motor listrik tidak dilakukan dari sekarang bisa jadi nantinya Indonesia hanya akan jadi importir atau perakit kendaraan tersebut. “Harusnya kita jadi produsen, bahkan bisa ekspor,” katanya.

Industri motor listrik, tambahnya, bisa menjadi kunci bagi transformasi industri otomotif di masa mendatang. Itu karena industri motor listrik tidak membutuhkan banyak komponen sehingga tidak memerlukan supply chain yang banyak.

Selain itu, dikatakannya, teknologi motor listrik juga relatif sederhana. Hanya motor penggeraknya yaitu baterai, serta sistem kontrol dan chasis.

Dengan demikian, Fabby menyatakan, motor listrik hanya tinggal menentukan berapa ukurannya, misal sekian horse power. Kondisi tersebut yang membuat lebih mudah bagi pemain-pemain baru.

“Pasar baru, jadi belum ada yang mendominasi. Sehingga siapa yang masuk cepat, dia bisa mendapatkan pasar,” katanya.

Selain itu, jelasnya, Pemerintah memang sedang mengembangkan industri listrik terintegrasi dari hulu ke hilir. Upstream-nya adalah produksi mineral, midstream-nya pembuatan baterai dan di hilir pembuatan motor.

“Jadi, ekosistemnya sedang dibangun. Kalau ini sudah terbentuk, kita lihat pada 2024-2025 sudah produksi. Kalau industri sudah terbentuk, pengguna di hilir bisa lebih cepat lagi,” katanya.

Pengguna sepeda motor saat ini, menurut dia, potensial menjadi pengguna motor listrik roda dua di masa depan. Populasinya pun cukup besar. Dari catatan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sepeda motor mencapai 126,99 juta.

Setiap tahun, permintaan sepeda motor juga meningkat. Sepanjang 2022, misalnya, menurut Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan motor domestik meraih 5,2 juta unit.

Di sisi lain, imbuhnya, ke depan, penggunaan motor listrik dapat mempercepat transformasi industri otomotif, mendukung ketahanan energi, serta penurunan emisi gas rumah kaca, selaras dengan target Net Zero pada 2060.

Tetapi, menurut Fabby, jika ingin tercapai target NZE pada 2060 maka pada 2030 sebanyak 65 persen kendaraan motor bakar harus disubstitusi kendaraan listrik.


Credit: Source link

Related Articles