4 Fakta Menarik Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Bermoncong Runcing yang Terkenal Pemalu

4 Fakta Menarik Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Bermoncong Runcing yang Terkenal Pemalu

Buaya senyulong atau yang juga dikenal sebagai buaya sepit atau buaya belubu, ia merupakan satu penemuan baru (discovery) dari tujuh jenis buaya yang hidup di Indonesia. Memiliki nama latin Tomistominae Schlegelii, Buaya senyulong memiliki fisik yang lebih kecil dibanding buaya kebanyakan. Secara umum, ukuran buaya senyulong memang terbilang kecil, dengan rata-rata panjang sekitar 3-4 m dan bentuk moncong runcing, sempit (rahangnya menyempit secara gradual), pipih dan panjang.

Jika dilihat sekilas, buaya senyulong sedikit memiliki kemiripan dengan buaya gharial gavialis dari India dan Nepal. Tak jarang pula banyak orang menduga buaya senyulong adalah alligator. Akan tetapi, warna coraknya terbilang unik, dengan warna tubuh yang cenderung lebih gelap, yaitu abu-abu dengan beberapa bagian tubuh berwarna gelap dan kuning, terutama pada rahang, menjadikan buaya senyulong sebagai penemuan baru (discovery) dalam dunia reptil.

Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Langka Bermoncong Runcing

Menurut ahli, penemuan baru (discovery) terhadap buaya senyulong sebenarnya terbilang sulit dan langka. Salah satu yang pernah ditemukan adalah buaya senyulong yang hidup di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum pada 1 Juni 2017 dengan panjang hanya 3,5 m saja.

Meskipun wajahnya terlihat sangat menyeramkan dan terindikasi pernah menyerang manusia, reptil satu ini nyatanya termasuk salah satu satwa yang pemalu. Dengan sifatnya tersebut, ia jarang menampakkan diri di sekitaran manusia. Bahkan menurut Daftar Merah IUCN, populasi buaya senyulong di dunia kurang dari 2.500 individu, membuat mereka masuk ke dalam spesies terancam punah. Hal tersebutlah yang menjadikan penemuan baru (discovery) terhadap buaya senyulong menjadi jarang.

Kendati demikian, buaya senyulong dapat ditemui di air yang cenderung tenang dan bergerak lambat. Buaya senyulong juga sangat menyukai area perairan tawar seperti sungai, danau, rawa hingga lahan basah lainnya. Dilihat dari persebarannya, satwa unik ini terdistribusi mulai dari Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Nah, untuk tahu lebih banyak tentang buaya senyulong, berikut fakta-fakta buaya buaya senyulong lebih jelasnya:

Fakta Buaya Senyulong

Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Langka Bermoncong Runcing

1. Karakteristik yang jarang ditemukan

Seperti yang telah disinggung di atas, buaya senyulong merupakan jenis buaya yang kecil dan pendek. Tubuh buaya ini saja hanya bisa mencapai ukuran maksimal 4 m, tetapi sangat jarang ditemukan yang sebesar itu. Dengan warna corak tubuh abu-abu dan beberapa kuning kecoklatan pada bagian tubuh lain, khususnya sekitar rahang. Buaya ini sangat berbeda dengan jenis buaya lainnya karena memiliki moncong yang sangat kecil dan panjang, dan ada juga yang mulutnya melengkung ke atas, jika dilihat sekilas, bentuknya seperti gumpalan di atas mulut.

Buaya senyulong memiliki gigi yang ukurannya hampir sama, sehingga memudahkan buaya senyulong mengunyah makanan. Jika melihat dari bentuk moncongnya yang khas ini, sangat mudah diketahui bahwa makanan utama buaya senyulong adalah ikan dan hewan-hewan kecil. Namun, tak jarang buaya senyulong juga menyantap satwa krustasea seperti kepiting, dan satwa vertebrata yang ukurannya lebih besar, termasuk monyet bekantan, monyet makaka, burung, dan rusa.

2. Kebiasaan buaya senyulong yang pemalu

Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Langka Bermoncong Runcing

Berbeda dengan buaya sungai atau buaya muara yang kebanyakan aktif pada malam hari, buaya senyulong tergolong hewan soliter dan cenderung aktif pada siang hari dan jarang menampakkan diri di sekitar manusia karena sifatnya yang pemalu. Berdasarkan penelitian Sosilawaty dkk dari Universitas Palangkaraya, pada pagi hari akan datang buaya senyulong dari sungai menuju tepian untuk berjemur. Mereka melakukan ini untuk meningkatkan suhu tubuh dan mengembalikan kalori yang hilang setelah berendam seharian. Buaya senyulong juga sering membuka mulutnya saat cuaca panas atau siang hari. Kebiasaan ini bermanfaat sebagai mekanisme pendinginan tubuh setelah berjemur. Secara umum buaya mempunyai kemampuan berenang yang baik. Mereka memiliki selaput di atas matanya yang melindungi dari gesekan air.

3. Galak saat musim berkembang biak

Pada musim kawin dan bertelur, buaya menjadi sangat agresif dan mudah menyerang hewan lain yang mendekat. Buaya betina akan menyimpan telurnya dengan cara menguburnya di bawah gundukan tanah atau pasir yang bercampur dedaunan. Induk akan menunggu telurnya pada jarak 2 meter. Waktu inkubasi sekitar 80 hari, tergantung suhu rata-rata sarang.

4. Habitat buaya senyulong yang pilih-pilih

Buaya Senyulong, Penemuan Baru Reptil Langka Bermoncong Runcing

Mengingat buaya senyulong adalah pribadi yang pemalu, tentunya ia akan berada di habitat yang begitu tenang, seperti di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa, dan lahan basah lainnya. Akan tetapi, ada pula yang hidup di perairan payau dan muara, seperti di sekitar lahan gambut wilayah Sumatra dan Kalimantan. Secara karakteristik, buaya senyulong memiliki keriteria tersendiri dalam menentukan habitatnya sebagai berikut:

Tempat mencari makan

Sungai Sekonyer merupakan sungai yang cukup lebar dan dalam, sepanjang perairan banyak ditemukan lubuk-lubuk yang ditutupi oleh rimbunan pohon dan rumput-rumputan yang merupakan tempat yang disukai oleh ikan-ikan untuk berkembang biak

Tempat bersarang

Tempat buaya senyulong bersarang adalah rawa-rawa yang berdekatan dengan bibir sungai dan menyukai daratan yang banyak timbunan serasah daun dan ranting dan naungan pohon. Serasah ini berfungsi sebagai sumber panas yang dibutuhkan telur agar suhu tetap stabil dan membantu mempercepat proses penetasan telur dan buaya senyulong biasanya menempatkan sarangnya di bawah banjir.

Tempat berlindung

Dengan melihat karakteristik tepian sungai yang rimbun menjadikan tempat berlindung ideal tempat bermain bagi anakan buaya senyulong.

Tempat berjemur

Tepian sungai umumnya ditutupi oleh vegetasi bawah seperti rumput-rumputan yang hidup di sepanjang sungai Sekonyer dan juga terdapat tanah lapang yang tak ditumbuhi. Pada umumnya buaya berjemur pada daratan dan berjemur di pohon tumbang yang disinari matahari langsung untuk menstabilkan suhu tubuhnya karena tubu buaya bersifat ektoterma atau berdarah dingin.

FAQ

1. Apakah buaya senyulong hewan langka?

Menurut ahli, penemuan baru (discovery) terhadap buaya senyulong sebenarnya terbilang sulit dan langka. Salah satu yang pernah ditemukan adalah buaya senyulong yang hidup di Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum pada 1 Juni 2017 dengan panjang hanya 3,5 m saja. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum merupakan salah satu habitat buaya senyulong yang saat ini kondisinya masih sangat baik.

2. Bagaimana bentuk buaya senyulong?

Buaya senyulong memiliki fisik yang lebih kecil dibanding buaya kebanyakan. Secara umum, ukuran buaya senyulong memang terbilang kecil, dengan rata-rata panjang sekitar 3-4 m dan bentuk moncong runcing, sempit (rahangnya menyempit secara gradual), pipih dan panjang. Jika dilihat sekilas, buaya senyulong sedikit memiliki kemiripan dengan buaya gharial gavialis dari India dan Nepal. Tak jarang pula banyak orang menduga buaya senyulong adalah alligator. Akan tetapi, warna coraknya terbilang unik, dengan warna tubuh yang cenderung lebih gelap, yaitu abu-abu dengan beberapa bagian tubuh berwarna gelap dan kuning, terutama pada rahang.

3. Buaya senyulong makan apa?

Makanan utama buaya senyulong adalah ikan dan hewan-hewan kecil. Namun, tak jarang buaya senyulong juga menyantap satwa krustasea seperti kepiting, dan satwa vertebrata yang ukurannya lebih besar, termasuk monyet bekantan, monyet makaka, burung, dan rusa.

4. Dimana tempat tinggal buaya senyulong?

Mengingat buaya senyulong adalah pribadi yang pemalu, tentunya ia akan berada di habitat yang begitu tenang, seperti di perairan tawar seperti sungai, danau, rawa, dan lahan basah lainnya. Akan tetapi, ada pula yang hidup di perairan payau dan muara, seperti di sekitar lahan gambut wilayah Sumatra dan Kalimantan.

Related Articles