Seorang pekerja Kementerian Kesehatan Salvador menunjukkan satu paket botol pil HydroxyChloroquine untuk didistribusikan di rumah sakit di San Salvador pada 21 April 2020, di tengah wabah COVID-19. (Foto: AFP)
Ottawa, Jurnas.com – Pemerintah Kanada memperingatkan efek samping penggunaan antimalaria untuk mengobati atau mencegah virus corona baru (COVID-19).
Badan Kesehatan Masyarakat Kanada mengatakan, Chloroquine dan hydroxychloroquine dapat memiliki efek samping yang serius. Obat-obatan ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
“Health Canada prihatin, beberapa orang mungkin secara langsung membeli dan menggunakan chloroquine atau hydroxychloroquine untuk mencegah atau mengobati COVID-19,” katamya menambahkan, antimalaria dapat menyebabkan masalah pada detak jantung.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sering menyebut kedua obat antimalaria tersebut sebagai obat yang manjur dalam menangani infeksi COVID-19.
Trump bersikeras mempromosikan obat antimalaria sebagai obat untuk infeksi COVID-19. Pekan lalu, ia memencat Rick Bright Direktur dalam pengembangan vaksin COVID-19 di AS karena menentan pandangannya.
Rick Bright dalam pernyataannya mengaku tidak menyarankan penggunaan chloroquine dan hydroxychloroquine secara luas, yang gembor-gemborkan Trump sebagai obat virus corona.
Ia mengakan sudah dicopot sebagai direktur Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) setelah menolak upaya untuk mendanai obat-obatan yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Sebuah studi baru, yang dibiayai oleh National Institutes of Health dan University of Virginia,menemukan bahwa kedua obat itu tidak memiliki efek pada virus. Justru hydroxychloroquine dikaitkan dengan lebih banyak kematian di antara pasien.
Survei tersebut, berdasarkan data Administrasi Kesehatan Veteran AS, yang menemukan, sekitar 28% pasien yang diberi hidroksi klorokuin dan perawatan biasa meninggal, sementara hanya 11% mereka yang mendapatkan perawatan rutin tewas.
Badan Obat-obatan Eropa, regulator obat Uni Eropa, juga mengeluarkan peringatan serupa pada Kamis (23/4) tentang dua obat yang diresepkan di AS dan beberapa negara lain sebagai perawatan untuk COVID-19.
Badan tersebut mengatakan, obat antimalaria yang digembor-gembrokan tersebut belum menunjukkan manfaat medis. Karena itu, tidak boleh digunakan di luar uji coba atau program penggunaan darurat nasional.
TAGS : Virus Corona Obat Antimalaria Efek Samping Antimalaria Donald Trump
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/71255/Efek-Samping-Obat-Antimalaria-untuk-Pengobatan-Corona/