JawaPos.com – Sempat tersiar kabar perbankan pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) akan melakukan aksi korporasi melalui rights issue sebesar Rp 14 triliun. Namun, Direktur Utama BRI Sunarso kembali menyangkal kabar tersebut.
Sunarso mengatakan, perseroan belum membutuhkan pendanaan jumbo melalui rights issue untuk peningkatan pertumbuhan kredit. Ia menyebut, pihaknya masih dapat menumbuhkan kredit dengan likuiditas saat ini.
“Rights issue untuk meningkatkan pertumbuhan kredit belum diperlukan,” ujarnya dalam acara rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BRI secara virtual, Kamis (21/1).
Sunarso mengaku, perseroan memang selalu menyediakan plafon untuk issue bond secara berkelanjutan dan sewaktu-waktu dapat digunakan secara efektif. Namun, menurutnya hingga saat ini perseroan belum ada kebutuhan untuk menggunakan plafon issue bond tersebut.
“Melihat bahwa jumlah dana yang sekarang saya katakan sangat cukup untuk menumbuhkan kredit, maka rights issue atau issue bond yang terkait untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dalam rangka penyaluran kredit, untuk sementara plafon mungkin belum kita gunakan,” jelasnya.
Sunarso mengungkapkan, hingga kuartal III 2020 pertumbuhan kredit perseroan sebesar 4,9 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya (year on year). Pertumbuhan kredit itu juga mengerek aset perseroan yang mencapai Rp 1.447,85 triliun atau tumbuh 10,9 persen secara yoy.
“Dan pertumbuhan aset utamanya didorong oleh kredit yang mampu tumbuh,” imbuhnya.
Selain itu, BRI juga mencatat dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.131 triliun pada kuartal III-2020 atau tumbuh 18 persen yoy. Dalam hal ini dana murah atau current account and saving account (CASA) menyumbang komposisi sebesar 59 persen. Dengan demikian perseroan memiliki kondisi likuiditas yang sangat memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) mencapai 82,6 persen.
Sebagai informasi, sempar tersiar isu tentang rights issue BRI. Disebutkan bahwa BRI berencana rights issue sebesar USD 1 miliar atau Rp 14 triliun untuk memperkuat modal sebelum melakukan akuisisi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link