MANGUPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 membawa dampak signifikan terhadap Pemerintah Kabupaten Badung. Betapa tidak, 80 persen Pedapatan Asli Daerah (PAD) di Gumi Keris tergantung pada sektor pariwisata yang kini tengah terpuruk.
Kendati demikian, kabupaten yang dikenal terkaya di Bali ini tidak tinggal diam dengan melakukan langkah-langkah konkrit guna meminimalisasi dampak dari pandemi Covid-19. Sadar tak bisa lagi mengandalkan pariwisata, langkah pertama yang dilakukan adalah menghentikan sementara proyek fisik dan mengalihkan pada pemulihan ekonomi di tingkat grassroot (akar rumput) yakni masyarakat di tingkat bawah.
“Kondisi pandemi ini sangat berdampak luas pada semua lini. Badung sendiri saat ini darurat pandemi dan darurat ekonomi. Namun pemerintah tidak tinggal diam, kami berupaya keras untuk melindungi masyarakat. Upaya secara sekala maupun niskala sudah dijalankan. Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir, pariwisata bisa kembali bangkit dan ekonomi masyarakat berangsur pulih kembali,” ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, Minggu (18/4).
Menurut Giri Prasta, pihaknya tengah merancang sejumlah program pemulihan ekonomi. Seperti pemberian kredit lunak, stimulus UMKM, transformasi digital, dan Bantuan Sosial Tunai (BST). Sedangkan, di bidang kesehatan dilakukan vaksinasi massal dengan menyasar pedagang pasar, pekerja publik, pelaku pariwisata, para guru, dan lansia. “Kegiatan fisik kita akan tunda dulu dan fokus pada pemulihan ekonomi masyarakat dan kesehatan,” ungkapnya.
Untuk bantuan jangka pendek, kata dia, Pemerintah Kabupaten Badung menyerahkan bantuan bahan pangan atau sembako. Bantuan diberikan kepada 3.819 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdiri dari rumah tangga sasaran (RTS), penyandang disabilitas dan warga terdampak langsung pandemi COVID-19.
Selain itu, pihaknya juga memberikan BST kepada sebanyak 40.983 kepala keluarga (KK) dengan bantuan sebesar Rp 300 ribu. “Kami selaku kepala daerah sudah mulai merealisasikan program-program strategis bagi masyarakat yang ekonominya sangat rentan terdampak pandemi Covid-19,” katanya.
Bupati asal Desa Pelaga, Petang ini juga meminta perangkat yang mengelolaan dana desa pada tahun 2021 agar difokuskan pada dua prioritas. Pertama adalah pemulihan ekonomi di mana dana desa agar digunakan untuk membentuk, mengembangkan, dan merevitalisasi Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Fokus kedua, melaksanakan pendataan desa, pemetaan potensi dan sumber daya, maupun pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. “Kami Pemerintah Kabupaten Badung tidak mau hanya menerbitkan imbauan dan aturan saja kepada masyarakat. Tapi kami berupaya memberikan solusi untuk mengatasi kondisi ini,” ujarnya.
Giri Prasta menginginkan ada percepatan di bidang digitalisasi ekonomi di setiap desa yang ada di Badung supaya produk unggulan desa dapat diekspos dan terkoneksi dengan pembeli/stakeholder, sehingga masyarakat desa mendapat fasilitas penjualan secara daring.
Kendati demikian, Giri Prasta mengakui Badung tidak bisa lepas dari sektor pariwisata sebagai andalan pendapatan PAD. Namun di tengah pandemi ini, konsep pariwisata yang dikembangkan adalah wisata terpadu dan terintegrasi dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis one village one product dengan mengedepankan agro tourism, eco tourism, health tourism dan culture tourism yang dibalut dalam konsep desa wisata. “Kita bangun sistem pertanian kontemporer, hasil produksi petani kita tingkatkan dan lahannya kita jadikan agrowisata. Di sinilah upaya mewujudkan kesejahteraan petani, sehingga akan menumbuhkan rasa bangga generasi muda menggeluti dunia pertanian,” tegasnya.
Menurut Giri Prasta, tiga potensi ekonomi yang menjadi unggulan di Kabupaten Badung yakni pariwisata, industri kerajinan dan pertanian tanaman pangan, merupakan sektor yang amat penting dan strategis dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan, sehingga mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Badung. “Demikian pula dalam mewujudkan pertanian kontemporer, sektor pertanian dikolaborasikan dengan sektor pariwisata untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,” katanya.
Di sisi lain, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa mengatakan, sejatinya upaya pemulihan ekonomi desa telah dilakukan Pemkab Badung dari beberapa bulan lalu. Salah satunya, dengan mendorong sektor pertanian dalam arti luas, meliputi pertanian pangan, kelautan, perkebunan, hortikultura, dan sebagainya. “Kita mencoba membina dan menggairahkan kembali sektor-sektor pertanian di Kabupaten Badung, setidaknya untuk mewujudkan kemandirian pangan masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga telah mulai memberikan pelatihan kepada pelaku Industri Kecil Menengah (IKM). Bahkan, pihaknya menyebut telah melakukan riset kecil terkait kebutuhan IKM di masa pandemi ini. “Pertama, IKM ini butuh pengetahuan tentang marketing. Kedua, mereka ingin diajari menggunakan teknologi informasi terutama tentang marketplace agar bisa berdagang online. Kemudian, juga butuh diajari soal packaging,” tegasnya. (Parwata/balipost)
Credit: Source link