Ketua Lembaga Dakwah PBNU, Maman Imanulhaq
Jakarta – Masih banyak orang yang belum tahu bahwa pada hari ini, 19 November merupakan hari penting dunia. Padahal sejak tahun 2001 silam, Perserikatan Bangsa-Bangsa sudah membentuk World Toilet Organization (Organisasi Toilet Dunia) yang tujuannya untuk membangunkan kesadaran umat manusia memperhatikan masalah sanitasi. Bahkan kemudian pada tahun 2013, PBB secara resmi menetapkan 19 November sebagai Hari Toilet se-Dunia.
Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD-PBNU) Maman Imanulhaq, hari Toilet Se-Dunia harus dimaknai sebagai usaha maksimal untuk mengatasi masalah sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) di Indonesia.
“Di dunia ini terdapat lebih 2,5 milyar penduduk yang setiap harinya belum mendapatkan sanitasi secara baik. Terutama pada sarana Mandi, Cuci dan Kakus yang tidak layak sering mengakibatkan banyak penyakit seperti diare, muntaber, kolera dan semuanya menggerogoti gizi, terutama anak-anak,” kata Kiai Pengasuh Pesantren Al-Mizan Majalengka yang akrab dipanggil Kang Maman ini, Minggu (19/11/2017).
Menurut Kang Maman, Indonesia tak kalah memprihatinkan dalam hal sanitasi. Terutama pada urusan MCK di berbagai daerah sangat parah dan pemerintah kurang serius dalam mengatasi masalah ini. Ketimpangan ekonomi juga berdampak pada ketimpangan kesejahteraan akses air. Penikmat air bersih sejauh ini masih banyak di kota-kota, sementara di perdesaan akses sanitasi dan akses air bersih masih problem besar.
“Di Indonesia angka pembuangan tinja akhir secara sembarangan masih mencapai angka di atas 50 juta jiwa. Di Jawa Barat misalnya, orang yang membuang kotoran sembarangan mencapai 16 juta lebih. Kalau akses air bersih kebanyakan warga kota mendapatkan karena modernisasi saluran air bersih, namun di kota juga terdapat problem besar masalah MCK, misalnya di Kota Bandung, angkanya masih fantastis karena mencapai 1,5 juta jiwa dari penduduk 2,4 juta jiwa,” kata Kang Maman.
Kang Maman melanjutkan, kota-kota seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Bogor, Cirebon, Solo, Jakarta, masih memiliki problem MCK. Melihat keadaan ini, sebagai Ketua Lembaga Dakwah Organisasi keagamaan terbesar di Indonesia ia merasa harus berada di garda depan kampanye pembangunan sarana MCK.
“Pembangunan infrastruktur yang besar oke. Tapi tidak boleh mengabaikan yang kecil pada sekup rumah tangga. Sebab pada rumah tangga itulah kehidupan warga sangat ditentukan. Sekali lingkungan tidak sehat bisa menyebabkan penyakit. Kalau sudah sakit? Aktivitas berkurang. Pendapatan ekonomi merosot. Anak-anak jeblok urusan pendidikan. Bahkan BPJS bisa devisit gara-gara bakteri negatif Escherichia coli,” tegasnya.
TAGS : Maman Imanulhaq LDNU
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/25021/Hari-Toilet-Se-Dunia-LDNU-Serukan-Kepedulian-Sarana-MCK/