Child-free Pilihan yang Tidak Selayaknya Dihakimi

Child-free Pilihan yang Tidak Selayaknya Dihakimi

KETUA Komnas Perempuan Andy Yentriyani menanggapi riuhnya polemik child-free. Dia menegaskan, pilihan untuk mempunyai atau tidak memiliki anak berkaitan erat dengan kondisi dan pengetahuan si pembuat keputusan.

“Ini bukan tentang kontestasi hak. Jika ternyata perempuan memilih tidak punya anak karena kehamilan berisiko tinggi atau alasan kesehatan, ya itu tentang bagaimana dia menyikapi kesehatannya,” papar Andy kepada Jawa Pos pekan lalu.

Andy mengimbau publik menghargai privasi orang lain. Batasan privasi, menurut dia, bukanlah ranah yang boleh dilanggar. Maka, publik tidak berhak mengintervensi privasi orang lain. ’’Keputusan punya anak atau nggak punya anak tidak menghilangkan kemanusiaan dia, kan? Juga tidak menghilangkan kemanusiaan kita, kan?’’ tegasnya.

Soal stigma masyarakat terhadap kaum hawa yang memilih tidak memiliki anak, Andy tidak menampiknya. Jangankan child-free, keputusan menunda kehamilan pun mengundang cap negatif dari masyarakat.

Padahal, menurut Andy, kapan punya anak atau berapa banyak jumlahnya adalah murni keputusan perempuan dan pasangannya. Lancang jika orang lain ikut berpendapat atau bahkan mengatur hal itu. ’’Dalam berbagai kesempatan, saya selalu tekankan agar masyarakat tidak menghakimi,’’ ucapnya.

Sementara itu, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan menyatakan, keputusan untuk punya atau tidak punya anak adalah hak setiap pasangan. ’’Jadi, kalau dari sudut pandang pasangan suami istri, itu adalah hak mereka,’’ katanya Sabtu lalu (21/8).

Editor : Ilham Safutra

Reporter : agf/wan/c18/hep


Credit: Source link

Related Articles