Jika Ditutup, Rute Domestik Kekurangan Pesawat
JawaPos.com – Garuda Indonesia berada di situasi yang pelik. Dengan utang yang jumbo, usaha negosiasi ulang dengan para lessor membutuhkan kerja yang ekstra. Di sisi lain, apabila maskapai pelat merah itu sampai ditutup, dampak terhadap industri penerbangan domestik bakal signifikan.
Sejauh ini, langkah yang didorong adalah penyelamatan melalui negosiasi ulang dengan para lessor.
Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belum melirik opsi bailout atau bahkan menutup Garuda Indonesia.
”Garuda memang masuk pada situasi terburuk yang pernah dialami. Era yang sama saat Robby Djohan masuk di sekitar awal 2000-an menghadapi Garuda yang terpuruk karena salah urus,” ujar pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto kepada Jawa Pos kemarin (1/11). Situasi saat ini lebih kompleks. Sebab, kata dia, selain ’’warisan’’ salah urus manajemen sebelumnya, Garuda Indonesia menghadapi situasi dampak pandemi Covid-19.
Menurut Toto, Garuda butuh upaya restrukturisasi yang radikal terkait negosiasi dengan lessor dan kreditur. ”Opsi penyelamatan berikutnya butuh miracle,” imbuhnya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : agf/deb/sha/c17/c7/fal
Credit: Source link