JawaPos.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan strategi guna memenuhi target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 23 persen 2025 mendatang. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Hendra Iswahyudi menegaskan, hal tersebut perlu dilakukan mengingat hingga 2021 bauran EBT baru mencapai 11,5 persen.
“Kita perlu mempercepat. Sejak 2018 hingga 2021, memang di posisi 2021 kita hanya mampu mencapai 11,5 persen. Padahal di 2025, targetnya 23 persen,” kata Hendra Iswahyudi dalam webinar, Sabtu (5/2).
Hendra memaparkan, saat ini pemerintah telah menyelesaikan Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) terkait harga EBT. Sebab, perlu menyesuaikan harga ideal sesuai dengan iklim usaha agar kondusif bagi pengembang EBT.
“Di sisi lain, konsumen EBT mendapat harga yang terjangkau,” tuturnya.
Hendra melanjutkan, pemerintah saat ini telah menerapkan Peraturan Menteri ESDM terkait PLTS Atap, mandatori bahan bakar nabati, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal untuk EBT. Lalu, ada kemudahan perizinan berusaha, serta mendorong demand ke arah energi listrik misalnya mobil listrik, kompor listrik dan electrifying lifestyle (memasyarakatkan listrik) lainnya.
“Kuncinya sub EBT sudah jelas mengenai harga. Kenapa dalam karbon pricing kita tinggi karena masih disusun sehingga ada kesetaraan dengan memasukan faktor-faktor emisi yg dihasilkan,” tuturnya.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link