JawaPos.com – Bagi masyarakat yang ingin memulai bisnis atau usaha perlu memahami beberapa hal untuk meminimalkan masalah dan persoalan tata keuangan usaha. Tim analis OCBC NISP berbagi tips mengenai titik dimana pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan atau tidak terjadi kerugian atau keuntungan, dalam hal ini manfaat Break Even Point (BEP).
Bagi seorang pengusaha, pemahaman tentang break even point adalah hal mutlak. Tanpa kemampuan menghitung BEP, pebisnis akan mengalami banyak masalah, mulai dari kesulitan menentukan margin laba sampai memprediksi kapan bisnisnya balik modal.
Adapun Manfaat Break Even Point (BEP) diantaranya, pertama, mengetahui biaya total produksi. Poin pertama manfaat break even point adalah untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan demi memproduksi sejumlah barang. Saat melakukan perhitungan BEP, otomatis menghitung biaya produksi anda, mulai dari biaya tetap (fixed cost) sampai biaya variabel (variable cost).
Kedua, yaitu sebagai dasar perhitungan laba. Di dunia bisnis, ada istilah keuntungan atau margin profit, yaitu ukuran standar keuntungan (profit) atas setiap buah produk. Jika ingin menentukan margin profit, break even point adalah hal pertama yang perlu dihitung. Sebagai contoh, jika ingin mendapat profit sebesar Rp 10 ribu per produk terjual. Maka harga produk idealnya adalah nominal BEP ditambah dengan margin profit tersebut.
Ketiga, yaktu waktu balik modal. Mayoritas bisnis harus rela merugi di awal pendirian, karena brand awareness produk belum terbangun. Agar tahu sampai kapan kerugian ini terjadi, pebisnis harus mengetahui berapa banyak produk harus terjual sekaligus lama penjualannya. Tanpa BEP, estimasi jumlah produk terjual tidak akan bisa dihitung, sehingga durasi penjualan juga tidak dapat diperkirakan.
Poin terakhir manfaat break even point adalah untuk menganalisa apakah bisnis benar-benar bisa menghasilkan keuntungan. Perhitungan break even point adalah pondasi guna menentukan profitabilitas. Anda tidak akan tahu bisnis profit atau rugi tanpa mempelajari cara menghitung break even point.
Adapun elemen-elemen yang terdapat dalam BEP diantaranya, pertama adalah biaya tetap, atau disebut juga dengan fixed cost. Biaya tetap adalah biaya pokok yang akan selalu dikeluarkan perusahaan, bahkan saat tidak memproduksi apa-apa. Beberapa contoh biaya tetap misalnya biaya sewa gedung, biaya perawatan mesin, kendaraan, dan sebagainya.
Kedua, yaitu biaya variabel. Kebalikan dari biaya tetap, nominal variable cost mengikuti jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan. Beberapa hal termasuk ke dalam variable cost adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, peralatan sekali pakai, dan sebagainya.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link