JAKARTA, BALIPOST.com – Para dewan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksikan dunia akan memiliki 8 miliar penduduk pada bulan November 2022. “Proyeksi penduduk terbaru yang dibuat PBB memperkirakan bahwa jumlah penduduk dunia akan mencapai 8 miliar jiwa pada bulan November tahun 2022 yang akan datang,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (21/7).
Angka prediksi itu menunjukkan penduduk dunia telah bertambah sebanyak satu miliar jiwa hanya dalam waktu 11 tahun saja, sejak tahun 2011 yang masih memiliki tujuh miliar jiwa.
Bonivasius menuturkan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi itu, mampu menjadi potensi yang kuat dalam pembangunan global apabila diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pertumbuhan populasi dunia kemungkinan terjadi antara lain karena adanya peningkatan inovasi teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, kemajuan bidang kesehatan yang telah membantu meningkatkan Umur Harapan Hidup serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak (AKA).
“Namun, perjuangan hak-hak reproduksi penting untuk tetap dilanjutkan, seperti memberikan kebebasan kepada perempuan untuk dapat memilih dan memutuskan apakah mereka ingin memiliki anak. Jika, ya, apakah lebih banyak atau lebih sedikit anak, menggunakan alat kontrasepsi atau tidak sesuai dengan kebutuhan reproduksinya, termasuk memiliki akses terhadap informasi maupun layanan kesehatan reproduksi,” ucap dia.
Ia menambahkan, dengan adanya delapan miliar jiwa, artinya terdapat pula delapan miliar peluang untuk bersaing dengan seluruh warga dunia serta mendapatkan hidup lebih sehat dan sejahtera sesuai dengan hak dan pilihan masing-masing.
“Karakter inti dari perubahan demografi saat ini adalah betapa beragamnya perubahan demografi yang terjadi di setiap negara. Sepanjang sejarah manusia, baru kali ini kita menyaksikan keragaman yang begitu ekstrem dalam usia rata-rata dan tingkat fertilitas penduduk di berbagai negara,” ujarnya.
Guna menciptakan generasi yang mampu berdaya saing dan penduduk berkualitas, BKKBN sendiri sedang fokus untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, tentram, mandiri dan bahagia.
Selain itu, pemerintah berupaya membangun Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dengan sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) BKKBN Tahun 2020-2024.
Menurutnya, penduduk tumbuh seimbang dapat diwujudkan dengan menurunkan Angka Kelahiran Total (TFR) dari 2,26 anak per wanita pada tahun 2020 menjadi 2,1 anak per wanita pada tahun 2024.
Bonivasius juga mengajak setiap negara mengantisipasi dan memahami perubahan populasi dengan memberikan respon unik berbasis data yang bisa membantu memitigasi efek-efek negatif dan memanfaatkan peluang yang dihadirkan perubahan demografi.
Data akan membantu pembentukan ketahanan demografi, melalui masyarakat yang memahami bahwa perubahan dalam tren-tren demografi adalah serangkaian faktor sosial, budaya, ekonomi, lingkungan dan politik yang saling terkait. “Semua penduduk dunia memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pembangunan tanpa membedakan jenis kelamin, suku, golongan, agama, dan asal-usulnya. Segala tindakan diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan harus dapat dicegah dan diminimalisasi,” kata dia. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link