JawaPos.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfudz Siddiq menyatakan, langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu penting untuk mendorong penyelesaian perang secara diplomatis. Menurut Mahfudz, diplomasi ketuk pintu yang dilakukan Jokowi memang tak menghasilkan kesuksesan di ketukan pertama.
“Tetapi ketika diplomasi ketuk pintu ini disambut baik oleh para pihak yang bertikai, dan juga diapresiasi oleh negara-negara lain di dunia, maka itu bisa dikatakan sebagai indikator keberhasilan awal diplomasi ini,” kata Mahfudz kepada wartawan, Jumat (22/7).
Menurut Mahfudz, diplomasi tersebut harus dilanjutkan Pemerintah melalui Forum G20 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang. Terlebih, Forum G20 dihadiri oleh para pemimpin negara-negara besar dari Rusia dan Amerika Serikat. Sehingga, Presiden Jokowi bisa melanjutkan upaya mencari penyelesaian diplomatik perang Rusia-Ukraina.
“Semoga Forum G20 ini bisa dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk merajut kembali ide-ide yang sudah dibicarakan dalam kunjungan nya ke Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu, guna mencari penyelesaian diplomatik dari perang ini,” papar Mahfudz.
Dia mengamini, kunjungan Jokowi bersama Ibu Negara ke korban-korban perang di Ukraina memiliki dimensi kemanusiaan. “Sehingga Rusia dan Ukraina sulit menolak peranan Indonesia dalam menyelesaikan peperangan yang melibatkan kedua negara tersebut,” tegas Mahfudz.
Sementara itu, Direktur Jenderal AS-Eropa Kementerian Luar Negeri Ngurah Swajaya mengatakan, ada langkah-langkah mendesak yang harus dilakukan para pemimpin dunia untuk menanggulangi dampak peperangan antara Rusia dan Ukraina. Sebab, peperangan itu berpotensi menimbulkan berbagai krisis di dunia ini, seperti krisis kemanusiaan, krisis pangan dan krisis energi.
“Karena itulah, ketika Presiden Jokowi mendapatkan undangan dari G-7 sebagai mitra, maka beliau memanfaatkan momentum itu untuk berkomunikasi dengan para pemimpin G-7 guna membantu penghentian perang antara Rusia dan Ukraina,” ujar Ngurah.
Ngurah melanjutkan, Presiden Jokowi tidak memulai proses baru dalam mewujudkan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Tetapi, Presiden ingin melanjutkan dan memperkuat proses yang sudah ada demi tercapainya perdamaian.
“Kebijakan Presiden Jokowi ini disambut baik para pemimpin dunia. Presiden Jokowi pun menjadi pemimpin Asia Pasifik pertama yang berkunjung ke Ukraina dan Rusia, setelah peperangan meletus,” pungkas Ngurah.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Muhammad Ridwan
Credit: Source link