JawaPos.com – Tanggal 26 Maret 2020. Bocah 10 tahun itu langsung bersiap begitu sound system yang digendong sang bapak mulai memberikan “aba-aba”.
Dengan segera suara jernih dan melengkingnya melantunkan lagu Tiket Suwargo. Sekelompok penonton meriung di panggung dadakan di depan kantor Radar Genteng (Jawa Pos Radar Banyuwangi), Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu.
Menyusul kemudian Ngelabur Langit yang seperti halnya lagu pertama, mendapat aplaus hangat.
”Ini untuk melatih mental Farel. Ngamen saya lakukan setiap kali Farel pulang sekolah atau dia yang minta sendiri untuk ngamen,” ujar Joko Sunyoto, sang ayah, yang mendampingi Farel mengamen ketika itu, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Hampir 2,5 tahun berselang, tempaan mental mengamen dari kampung ke kampung itu benar-benar terlihat. Tanpa terlihat canggung sedikit pun, Farel Prayoga, nama lengkap bocah tersebut, berjalan tenang, melambai, sebelum kemudian menjalankan tugasnya: menyanyi. Padahal, yang ada di hadapannya di Istana Merdeka, Jakarta, itu Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan para pejabat tinggi negeri ini lainnya. ’’Panggungnya” pun tak main-main: upacara peringatan kemerdekaan.
”Saya diminta mengisi acara kesenian saat HUT Ke-77 Kemerdekaan RI dari manajemen Aneka Safari Record. Ayah dan ibu saya tidak ikut ke Jakarta. Saya berangkat bersama Mas David dan Om Anton,” kata bocah kelahiran 8 Agustus 2010 itu ketika dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi setelah tampil di Istana Merdeka.
Menyanyi memang dunia anak ketiga di antara empat bersaudara pasangan Joko Sunyoto-Siti Mujayanah tersebut. Dia pernah menjadi juara I lomba menyanyi tingkat kecamatan. Bakatnya terlihat sejak usia 8 tahun.
Farel mengasah kemampuannya dalam bernyanyi secara otodidak. Termasuk mengamen dengan sang bapak yang dilakoninya sejak duduk di kelas II SD.
Buyung 12 tahun yang bersama keluarga tinggal di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, itu baru berhenti mengamen saat kelas V. Sejak saat itu, Farel yang kini duduk di kelas VI diajak masuk dapur rekaman oleh penyanyi Banyuwangi hingga akhirnya bersama-sama dengan manajemen Aneka Safari Record (perusahaan rekaman lokal).
“Awal masuk dapur rekaman menyanyikan lagu Satru 2, lalu lagu Joko Tingkir dan Ojo Dibandingke,” ujar Farel.
Cita-citanya menjadi penyanyi sukses. Tapi, Farel juga tidak akan melupakan nasihat Presiden Joko Widodo yang menemuinya di sela geladi resik Selasa (16/8) lalu. ’’Pesan Pak Presiden boleh nyanyi, asal tetap sekolah setinggi-tingginya,” ujar Farel menirukan pesan presiden.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani turut bangga atas raihan warganya tersebut. Apalagi, pada saat bersamaan, perwakilan Banyuwangi lainnya, Ayumi Putri Sasaki, juga dipercaya menjadi pembawa baki bendera saat upacara penurunan bendera.
”Bangga dan haru. Selamat untuk Farel dan Ayumi,” ujar Ipuk.
Meski telah bercengkerama langsung dan menyanyi di hadapannya, sebenarnya masih ada yang ingin dilakukan Farel bersama Presiden Joko Widodo. ’’Jane pingin dolan-dolan karo Pak Presiden (Sebenarnya ingin bermain-main dengan Pak Presiden),” ujarnya polos.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : bagus/dedy/aif/c7/ttg
Credit: Source link