JawaPos.com – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung, Jawa Barat, melaporkan sebanyak 414 mahasiswa di Bandung terinfeksi HIV/AIDS. Jumlah itu merupakan data tahun 2021. Dan tak hanya mahasiswa, sebanyak 664 di antaranya adalah Ibu Rumah Tangga (IRT). Mereka tertular dari para suaminya yang diduga melakukan hubungan seks dengan perempuan lain tanpa pengaman.
Akun resmi Instagram KPA Kota Bandung mencatat data merupakan hingga Desember 2021. Tak hanya mahasiswa dan ibu rumah tangga, sebagian kelompok masyarakat lainnya juga terpapar.
Ahli Spesialis Penyakit Dalam Prof. Dr.dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan seseorang harus memiliki pengetahuan yang tepat seputar penularan virus HIV/AIDS. Sehingga setiap orang bisa mencegah dan menghindari risikonya. Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) juga harus terus semangat dan disiplin dalam berobat.
Apa itu HIV/AIDS?
Ia menjelaskan virus HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sehingga pasien yang terinfeksi oleh kuman HIV ini akan mengalami berbagai infeksi oportunistik yang bisa mematikan penderitanya.
“Sebagian besar saat saya mendiagnosa pasien, pasien tersebut sudah berobat ke dokter lain, tapi diagnosis HIV belum terpikirkan oleh dokter-dokter sebelumnya biasanya,” kata Prof Ari kepada JawaPos.com baru-baru ini.
Umur pasien juga bervariasi. Ada yang baru berumur 25 tahun. Bahkan ada yang berumur 65 tahun. Profesinya juga macam-macam dari mulai penjaja seks sampai ibu rumah tangga.
“Jadi boleh dibilang bahwa HIV, dapat diderita oleh siapa saja dan dari semua kalangan,” jelasnya.
Gejala Awal HIV/AIDS
Menurut Prof Ari, sebagian besar pasien datang dengan diare kronis, diare yang sudah berlangsung lebih dari 2 minggu. Sebagian besar pasien datang dengan berat badan turun.
“Faktor risiko menjadi tidak jelas ketika pasien bukan pengguna narkoba jarum suntik, bukan pelaku seks bebas baik dengan lawan jenis maupun sejenis,” ungkapnya.
Gejala-gejala pertama yang muncul bisa macam-macam. Ada juga pasien yang terdiagnosis setelah tindakan endoskopi ditemukan jamur pada kerongkongannya (esofagus).
Lidah yang putih akibat jamur disertai berat badan turun juga perlu diduga disebabkan oleh virus HIV. TBC paru pada pasien dengan risiko tinggi menderita HIV AIDS harus dievaluasi kemungkinan terinfeksi HIV.
Kadang kala terjadi gangguan kulit pasien yang terjadi terutama pada tangan pasien bisa menjadi gejala awal HIV AIDS. Bahkan ada pasien yang datang sudah kejang-kejang akibat virus HIV sudah mengenai otaknya.
Dengan semakin banyak kasus HIV di tengah masyarakat mestinya kemampuan dokter untuk mendeteksi kasus ini tinggi. Semakin cepat diobati semakin cepat kita mencegah komplikasi yang terjadi.
“Saat ini pasien-pasien saya yang diobati dan harus minum obat seumur hidup, obatnya gratis dari pemerintah. Mereka bisa hidup normal tanpa keluhan bahkan berat badan mereka sudah kembali seperti sebelum sakit,” tegasnya.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link