JawaPos.com – Harga minyak mentah dunia naik ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir pada Rabu (5/10) kemarin. Kenaikan harga minyak ini merupakan imbas dari kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC untuk memangkas produksi.
Mengutip Reuters, minyak mentah Brent naik 1,7 persen atau USD 1,57 menjadi USD 93,37 per barel. Harga tersebut hampir mendekati level tertinggi penjualan sebesar USD 93,96 per barel sejak 15 September 2022.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 1,24 atau 1,4 persen menjadi USD 87,76 per barel. Harga tersebut mendekati level tertinggi penjualan sebesar USD 88,42 per barel sejak 15 September 2022.
OPEC sepakat memangkas produksi sebanyak 2 juta barel per hari dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang mengelilingi prospek ekonomi dan pasar minyak global. Meliputi, kekhawatiran resesi ekonomi global, kenaikan suku bunga AS dan penguatan dolar AS.
“Pemotongan produksi adalah reaksi OPEC+ terhadap penurunan harga dalam beberapa bulan terakhir, dan akan membantu menyeimbangkan kembali pasar minyak,” ujar Analis Energi Commerzbank Research Carsten Fritsch dalam rilisnya.
Fritsch menilai pemangkasan produksi OPEC+ dapat memacu pemulihan harga minyak yang sempat turun ke kisaran USD 90 per barel setelah sempat menembus USD 120 per barel tiga bulan lalu.
Analis Pasar Keuangan Senior City Index Fiona Cincotta menilai pemangkasan produksi pasar telah diantisipasi pasar. Adapun nanti, target produksi baru akan dipikul oleh negara-negara inti Timur Tengah, seperti Arab Saudi, UEA dan Kuwait.
“Dampak nyata dari pemotongan besar (OPEC+) akan lebih kecil, mengingat beberapa anggota gagal mencapai kuota produksi mereka,” ujar Cincotta.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia memangkas produksi minyak untuk mengimbangi efek negatif dari pembatasan harga yang diberlakukan oleh Barat atas tindakan Moskow di Ukraina.
Sedangkan Amerika Serikat, menekan produsen OPEC+ karena Presiden Joe Biden berupaya mencegah kenaikan harga bensin AS menjelang pemilihan paruh waktu kongres pada 8 November mendatang.
Editor : Banu Adikara
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link