JawaPos.com – Harga perdagangan minyak mentah dunia pada Senin (24/10) menetap lebih rendah alias turun imbas permintaan yang lesu dari Tiongkok. Selain itu, penurunan harga juga dipengaruhi oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat.
Bahkan, aktivitas bisnis AS juga terpantau lemah imbas dari ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih agresif dan pembatasan penurunan harga. Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember turun 24 sen atau 0,3 persen menjadi USD 93,26 per barel.
Harga minyak Brent menurun setelah tercatat naik 2 persen pada minggu lalu. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,6 persen atau 47 sen menjadi USD 84,58 per barel. Keduanya tercatat turun USD 2 per barel di awal sesi.
Data bea cukai menunjukkan pada Senin (24/10), impor minyak mentah Tiongkok per September turun 2 persen sebesar 9,79 juta barel per hari. Meskipun lebih tinggi dari pada Agustus tetapi angka ini turun 2 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Pemulihan baru-baru ini dalam impor minyak tersendat pada bulan September,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
Analis juga enambahkan bahwa penyulingan independen gagal memanfaatkan peningkatan kuota karena penguncian terkait Covid-19 yang sedang berlangsung membebani permintaan.
Tak hanya itu, ketidakpastian atas kebijakan nol-Covid Tiongkok dan krisis properti juga merusak efektivitas langkah-langkah pro-pertumbuhan. Meskipun pertumbuhan produk domestik bruto kuartal ketiga mengalahkan ekspektasi.
Penguatan dolar AS yang sedang berlangsung naik untuk sebagian sesi perdagangan. Ini terjadi menyusul dugaan intervensi valuta asing lain oleh Jepang yang menimbulkan masalah bagi harga minyak.
“Penguatan dolar lebih lanjut akan membebani nilai WTI dengan uji penurunan yang kami harapkan di USD 79,50 per barel kemungkinan pada akhir minggu,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.
Editor : Banu Adikara
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link